TUGAS MATA KULIAH PERILAKU ORGANISASI
PRODI: ADMINISTRASI NIAGA SEM. 3/ ADMINSITRASI NEGARA SEM. 3/
SOSIOLOGI SEM. 3
PETUNJUK:
1. Dibaca, difahami Materi " Budaya Organisasi"
2. Menjawab latihan Soal ( diketik A 4)
3.Jawaban atas latihan soal Dikirim Via Email ke novicatur69@gmail.com.
Budaya Organisasi
9.1
Pendahuluan
1) Deskripsi
Singkat : Pada Bab ini
dibahas deskripsi umum
tentang Budaya Organisasi .
2) Relevansi :
Pada bagian ini
dibahas tentang
pengertian
budaya organisasi, nilai
budaya organisasi,
dimensi nilai
budaya organisasi, tiga jenjang budaya
organisasi,
karakateristik budaya
organisasi.
Dengan dasar pemahaman
ini akan menjadi
landasan bagi
mahasiswa
untuk memahami
pengertian perilaku organisasi
3) Kompetensi
Dasar : Mahasiswa
mampu menjelaskan
tentang budaya organisasi .
9.2 Penyajian
A. Pengertian
Budaya Organisasi
Setiap kita mendirikan
organisasi, maka suatu hal yang
tidak
bisa kita elakkan
munculnya ikatan dalam berbagai
hal termamsuk
perilaku
setiap individu dalam
organisasi yang kita
dirikan.
Misalnya,
dalam perilaku, berbicara,
berpakaian, upacara, serta
segala hal tinda tanduk baik tidak dan harus berbuat
dalam hal-hal
tertentu, dan lain-lain
sebagainya. Yang disebut
organisasi tidak
nampak, yang
tampak adalah manusia-manusia anggota organisasi
dan barang phisik
milik organisasi. Perbedaan
sifat, perilaku dan
karakteristik
yang dapat mebedakan
suatu organisasi dengan
organisasi lain itulah yang disebut budaya organisasi.
Agak sulit memang
mendefenisikan budaya organisasi.
Namun
demikian pada umumnya
para pakar mendefenisikan
bahwa Budaya Organisasi
ialah common understanding
(kebersamaan
pengertian) para anggotanya
untuk berperilaku
sama, baik di luar maupun di dalam organisasinya.
Sebagai bahan perbandingan,
berikut dikutip beberapa
defenisi para pakar
awal-awal dekade 1990-an
yang dikutip oleh
Sigit dalam bukunya
Perilaku Organisasional (2003:256},
sebagai
berikut :
Ouchi (1981) :
Budaya organisasi adalah
: “ a
set of symbols,
ceremoniies,
and myths that
communicate the underlying
values and
beliefs of that
organization to its
employees” (seperangkat nilai-nilai,
dan mitos yang
mengkomunikatisikan landasan nilai-nilai
dan
keyakinan-keyakinan kepada para karyawannya.
Miller (1984) :
Budaya organisasi adalah
: “ a set
of primary
values
systems consisting of
eight principles, namely
of purpose, of
consesnsus,
of exellence, of
performance, of empirism,
of unity, of
intimacy, and of integrity, as norms or giudance for the
corpotate members
in their behavior
and solve corporate
problems” (seperangkat sistem
106
nilai-nilai
primer yang terdiri
atas delapan asas,
yaitu asas tujuan,
konsesnsus,
keunggulan, perestasi, empirisme,
kesatuan,
keakraban,
dan integritas, sebagai
norma atau pedoman
bagi para
anggota
korporat dalam perilaku
mereka dan memecahkan
masaalah-masaalah korporat)”.
Semua
korporat tentu meggunakan
nilai-nilai ini, tetapi
belum tentu menyadari
dan mengunakannya sebagai
budaya
organisasi
untuk mencapai tujuan
korporat. Korporat-korporat di
Amerika yang secara
sadar membudayakan sekurang-kurangnya
delapan nilai-nilai primer ini, menurut Miller
dan teman-temannya
adalah korporat-korporat yang inovatif, produktif, dan
efektif.
Charles
Hampden Turner, 1994,
p.ii, mendefinisikan budaya
organisasi
sebagai perilaku yang
tepat, ikatan-ikatan dan
motivasi
individu, dan menegaskan
solusi bila ada
kemenduaan. Ini
menentukan
cara dari organisasi
memproses informasi, hubungan
internal, dan nilai-nilai
yang ada. Budaya
organisasi harus
difungsikan
pada setiap tingkat
organisasi dari keadaan
yang
samar-samar
menjadi suatu yang
nampak. Kendali dan
pemahaman
budaya organisasi merupakan
tanggung jawab
pimpinan dan alat
utama pimpinan (manager)
mendorong kinerja
yang tinggi dan memelihara nilai-nilai kebersamaan.
Andre
Laurent, secara praktis
mendefinisikan budaya
organisasi
sebagai berikut, Budaya
organisasi merefleksikan
asumsi-asumsi
tentang pelanggan, karyawan,
misi, produk,
kegiatan-kegiatan,
dan asumsi-asumsi yang
telah berjalan baik
pada waktu lalu
dan dituangkan dalam
norma tingkah laku,
harapan-harapan
tentang legitimasi, cara
berpikir dan bertindak
yang diharapkan.
107
Budaya Organisasi
- Bagaimana orang-orang
melakukan pekerjaan disekitarnya
(Nick Georgiades) ;
- Beginilah cara
kami bekerja (Martini Husain) ;
- Kami melihat
seperti apa yang
ingin kami lihat
(Charles
Hampden Turner);
Jaclyn Sherriton dan James L.Stern, 1997, p.26,
mendefinisikan
budaya organisasi, berkenaan dengan lingkungan atau kepribadian
suatu
organisasi, dengan berbagai
multi faset dimensinnya.
Merupakan
cara organisasi bekerja
dilingkungannya dengan aura
nya sendiri,
seperti halya kepribadian individu.
Gareth
R.Jones (1994), mendefinisikan budaya
organisasi
sebagai
seperangkat (kumpulan) nilai-nilai
bersama yang
mengendalikan
interaksi anggota-anggota organisasi,
diantara
mereka, dan dengan mitra
pendukungnya, pelanggan, serta
orang-
orang lain diluar organisasi.
Keith Davis dan
Jhon W Newstrom (1989:60) mengemukakan
bahwa :”organizational culture is the set assumptions,
beliefs, values, adn
normsthat is shared
among its members”. Selanjutnya
R.Schermerhorn
dan james G.Hunt
(1991:340) mengatakan bahwa:
“organizational
culture is the system
of shared beliefs and
values that develops
within an
organization and guides the behavior of its members”
Mangkunegara,
(2005:113), mengemukakan bahwa
budaya
organisasi adalah
seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-
nilai dan
norma-norma yang dikembangkan
dalam organiasi yang
dijadikan
pedoman tingkah laku
bagi anggota-anggotanya untuk
mengatasi adaptasi eksternal dan integrasi internal
Disimpulkan
dari berbagai pengertian
budaya organisiasi di
atas adalah seperangkat
asumsi, nilai dan
norma yang
dikembangkan
dalam organisasi dan
telah menjadi perilaku
para
108
anggota organisasi didalam mengatasi berbagai
permasalahan yang
terjadi di dalam maupun di luar organisasi.
B. Nilai
Budaya
Nilai ialah sesuatu
yang paling penting,
di prioritaskan, dan
di
perjuangkan untuk di
realisasikan. Nilai budaya
adalah nilai
yang di budayakan,
artinya nilai yang
di gunakan oleh
suatu
organisasi
dalam jangka relatif
lama sebagai norma
atu pedoman
bagi para anggota organisasi dalam berperilaku masalah.
Termasuk
nilai yang dibudayakan
ialah keyakinan dan
ideologi. Keyakinan
(beliefs) ialah
sesuatu yang di pandang
benar atau salah, sedangkan
ideologi
ialah cita-cita yang
harus di wujudkan.
Nilai apa yang
dibudayakan oleh
suatu organisasi tergantung pada banyak faktor,
seperti
sejarah organisasi, kegagalan,
dan kesuksesan, geografi,
suku, ras, agama, turunan (heritage), dan
lain-lain. Seperti manusia,
organisasi
juga punya nilai-nilai,
tidak hanya satu
atau beberapa
nilai saja,
melainkan banyak. Misalnya jam
datang dan jam pulang
kerja,
penghormatan terhadap superodinaten
(atasan), upacara,
upacara pada waktu
berpapasan, cara bertelpon,
syarat kenaikan
pangkat/promosi,
gaya bahasa, pakaian
yang disandang, dan
sebagainya.
Oleh sebab itu
jika kita akan
mengakses budaya yang
digunakan
oleh suatu organisasi,
maka kita tanyakan sejauh mana
nilai-nilai
tertentu digunakan sebagai
budaya. Misalnya Ouchi
(1981),
menggunakan tujuh nilai
untuk mengukur dan
membandingkan
antara budaya korporat
Jepang dan korporat
Amerika :
1) Komitmen pada
karyawan,
2) Evaluasi
terhadap karyawan,
3) Karir,
4) Kontrol,
109
5) Pembuatan
keputusan,
6) Tanggung jawab,
dan
7) Perhatian pada
manusia.
Hofstede
(1997) menggunakan empat
nilai untuk
membedakan
budaya antara suatu
bangsa dengan bangsa
lain,
yaitu :
1) Jarak
kekuasaan,
2) Individualisme
vs. Kolektifisme,
3) Maskulin vs.
Feminin, dan
4) Penolakan
terhadap ketidakpastian.
Senada dengan Hofsede
di atas, Ndraha
(2003:45),
mengemukakan
bahwa budaya merupakan
identitas dan citra
suatu
masyarakat. Identitas ini
dibentuk oleh beberapa
faktor
seperti
sejarah, kondisi dan
sisi geografis, sistem-sistem
sosial
politik dan ekonomi.
Jadi, orang berbeda-beda
dalam penggunaan nilai
untuk
mengetahui
budaya sesuatu organisasi
budaya apa atau
nilai apa
yang ingin diketahuinya.
Namun jika kita
ingin mambandingkan
bagaimana sesuatu budaya,
diperbandingkan diantara beberapa
organisasi,
kita harus menggunakan
nilai yang sama
untuk
mengaksesnya. Jika tidak, tidak mungkin
diperbandingkan.
C. Dimensi Nilai
Budaya
Nilai budaya itu
memiliki dua dimensi,
yaitu kandungan
(content) dan kekuatan
(strengeth). Yang dimaksud
dengan
kandungan ialah
“apa” dan disebut
secara spesifik yang dijadikan
nilai itu. Ini
harus ditegaskan, karena
dalam kehidupan manusia
(organisasi) banyak
sekali nilai- nilai. Seperti yang
digunakan oleh
Ouchi tujuh nilai,
Hofstede empat nilai,
Quinn empat nilai,
dan
Miller
delapan nilai, seperti
yang tersebut diatas
tadi adalah nila-
110
Robbins (2007),
menyatakan untuk menilai
kualitas budaya
organisasi suatu organisasi dapat dilihat dari sepuluh
faktor utama,
yaitu sebagai berikut:
1. Inisiatif individu,
yaitu tingkat tanggung
jawab, kebebasan
dan independensi yang dipunyai individu.
2. Toleransi terhadap tindakan beresiko,
yaitu sejauhmana para
pegawai
dianjurkan untuk bertindak
agresif, inovatif, dan
berani mengambil resiko.
3. Arah, yaitu
sejauhmana organisasi tersebut
menciptakan
dengan jelas sasaran dan harapan mengenai prestasi.
4. Integrasi,
yaitu tingkat sejauhmana unit-unit dalam organisasi
didorong untuk bekerja dengan cara yang
terkoordinasi.
5. Dukungan Manajemen,
yaitu tingkat sejauhmana
para
manajer
memberi komunikasi yang
jelas, bantuan serta
dukungan terhadap bawahan mereka.
6. Kontrol, yaitu
jumlah peraturan dan
pengawasan langsung
yang
digunakan untuk mengawasi
dan mengendalikan
perilaku pegawai.
7. Identitas, yaitu
tingkat sejauhmana para
anggota
mengidentifikasi
dirinya secara keseluruhan
dengan
organisasinya daripada
dengan kelompok kerja tertentu atau
dengan bidang keahlian profesional.
8. Sistem imbalan,
yaitu tingkat sejauhmana
alokasi imbalan
(kenaikan
gaji, promosi) didasarkan
atas kriteria prestasi
pegawai
sebagai kebalikan dari
senioritas, pilih kasih,
dan
sebagainya.
9. Toleransi terhadap
konflik, yaitu tingkat
sejauhmana para
pegawai didorong untuk mengemukakan konflik kritik secara
terbuka.
10. Pola-pola komunikasi,
yaitu tingkat sejauhmana
komunikasi
organisasi dibatasi oleh hirarki kewenangan yang formal.
Apabila 10 faktor utama di atas terintergrasi dalam
kerja-kerja
organisasi
maka tidak bisa dipungkri
organisasi tersebut memiliki
kualitas
budaya yang cukup
handal dan kemungkinan
saja bisa
menaikkan pamor organisasi itu sendiri.
F. Budaya
Kerja
Guna
mengendalikan kedisiplinan pegawai
agar
mendapakan
hasil yang maksimal
maka perlu dilakukan
inovasi
pengendalian
kualitas pekerjaan melalui
penciptaan perilaku
budaya kerja yang
baik dalam bekerja
pada setiap melaksanakan
aktifitas.
Budaya-budaya
kerja yang baik
tersebut dian-
taranya
adalah: Bersih, Rapih,
Teliti, Rajin atau
Disiplin dan lain-
lain. Hampir disetiap
setiap area kerja
atau work shop
kita sering
melihat papan informasi
yang bertuliskan informasi
5K, atau 5R
atau 5S, semua
itu adalah untuk
mengingatkan kita sebagai
pelaksana aktifitas didalam area kerja atau work shop
tersebut agar
kita selalu selalu
berprilaku seperti harapan yang
ada dalam papan
informasi
tersebut. Namun demikian perlaku
pekerja termasuk
juga situasi dan
kondisi tempat kerja
harus diatur sesuai
dengan
harapan dalam informasi tersebut yakni dengan
menerapkan
Prilaku pekerja maupun
kondisi tempat kerja
perlu juga
diatur agar kualitas
hasil pekerjaan bisa
maksimal, yaitu dengan
menerapkan 5K atau
5R atau 5S
di tempat kerja. Yang
dimaksud
dengan 5K adalah
kepanjangannya adalah: Ketelitian,
Kerapihan,
Kebersihan, Kesegaran dan Kedisiplinan.
113
G. Soal
Latihan
1. Jelaskan apa
yang dimaksud dengan budaya organisasi
2. Jelaskan pula
pengertian dari nilai
budaya dan berikan
contohnya.
3. Menurut Hofstede
(1980) terdapat empat
nilai untuk
membedakan
budaya antara suatu
bangsa dengan bangsa
lain, sebutkan.
4. Jelaskan dua
dimensi nilai budaya.
5. Jelaskan tiga
jenjang budaya menurut Schein.
6. Bagaimana
tanggapan anda terhadap 10 karakterisitik budaya
organisasi. Jelaskan dilengkapi contoh-contoh kongrit.
7. Budaya kerja
yang bagaimana yang
seharusnya dapat
diciptakan dalam tempat kerja. Jelaskan
114
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga,Panji
dan Sri Suyati,1995,
Perilaku Keorganisasian, Pustaka
Jaya, Jakarta
Arifin,
Anwar, 2003, Komunikasi
Politik (Paradigma-Teori-Aplikasi-
Strategi & Komunikasi Politik Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta
Bennet, Luthans, F., 1995, Organizational Behavior, 7th
Ed., McGraw-
Hill International Edition.
Bimo,
Walgito. 2004, Pengantar
Psikologi Umum .
Yogyakarta,
Andi Offset
Charles,
Hampden Turner, 1992,
Creating Corporate Culture,
business Economics, Penerbit London
Davis, Keith, & Newsstrom, W, Jhon, 1989, Human Behavior A Work;
Organizational
Behavior, New York
McGraw Hill
International
Djatmiko, Yayat Hayati, 2003, Perilaku Organisasi,
Penerbit Alfabeta,
Bandung
Gerungan,
W.A., (2009), Psikologi
Sosial, PT Refika
Asitama,
Bandung.
Gibson, James,L. 2000. Organisasi, Perilaku, Struktur dan
Proses. Edisi
ke-5. Cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Gitosudarmo,
Indriyo, 2000, Perilaku
Keorganisasian, BPFE,
Yogyakarta
Hampden,
Charles Turner, 1994,
Colporate Culture, London,
Judy
Piatkus Ltd.
115
Hasibuan,
Malayu.S.P, 2006, Manajemen
Sumber Daya Manusia,
PT, Bumi Aksara, Jakarta
Hofstede,
Geert, 1997, Culture s
and Organization, New
York,
Washington D.C London, Me Craw-Hill,
Indrawijaya, Adam,
1989, Perilaku Organisasi,
Penerbit Sinar Baru
Bandung
John C. Maxwellm,
2011, The 5
Levels Leadership, Mic
Publising,
Surabaya
Jones, Gareth R,
1995, Organizational Theory,
Text and Cases,
USA,
Addison Wesley, Inc.
Kartono,
Kartini, 2003, Pemimpinan
Dan Kepemimpinan, PT.
Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Kast,
Feremont E, James
F Rosenweig, Organisasi
dan Manajemen.
Edisi ke empat,
Terjamahan Hasymi Ali,
Penerbit Bumi
AksaraJakarta
Keban, Yeremias, 2008,
Enam Dimensi Strategis
Administrasi Publik,
Konsep, Teori dan Isu. Penerbit Gaya Media, Yogyakarta
Krech, Crutch Field,
Ballached, Individu In
Sosiety, Barkeley, New
York University, California.
Kumorotomo,
Wahyudi, 2008, Etika
Administrasi Negara, PT
Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Mangkunegara,
Anwar, Prabu, 2005,
Perilaku Dan Budaya
Organisasi, Penerbit Refika Aditama, Bandung
Muhyadi . 1989,
Organisasi Teori ,
struktur dan proses.
Jakarta,
Lembaga Pendidikan dan Kependidikan
116
Nawawi, Hadari. H, Prof,Dr, 2000, Manajemen Sumber
DayaManusia,
Gajah Mada University Press, Yogyakart
Ndraha,
Taliziduhu, 2003, Budaya
Oraganisasi, Penerbit Rineka
Cipta Jakarta
Noor, Isran, 2012,
Politik Otonomi Daerah,
Untuk Penguatan NKRI,
Penerbit Steven Strategic Study.
Ouchi, William
G, 1981. Theory Z.: Haw American
Business Can Meet
The Jpanese Challenge,
Tokyo Japan :
Reading-Mass, : Addison
Wesley Publ. Coy. Inc
Pace, R. Wayne
dan Don F
Faules, 2006, Komunikasi
Organisasi,
Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Penerjemah Deddy
Mulyana, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Rakhmat,
Jalaludin. 2005. Psiokologi
Komunikasi. Bandung, PT
Remaja Rosdakarya
Robbins,
Stephen.P, 2001, Perilaku
Organisasi, Edisi Bahasa
Indonesia, PT Prenallindo, Jakarta
------------,
2003, Perilaku Organisaisi, Buku 1 Edisi Bahasa Indonesia,
PT Indeks, Jakarta
------------,
2007, Perilaku Organisaisi,
Edisi Bahasa Indonesia,
PT
Prenallindo, Jakarta
Schein, E.H. 1992,
Organizational Culture and Leadership :
A Dynamic
View, Jossey-Bass, San Fransisco.
Siagian,
Sondang, 1997, Manajemen
Sumberdaya Manusia, Bumi
Aksara, Jakarta
Sigit, Soehardi, 2003,
Perilaku Organisasional, Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta
117
Sofyandi, Herman dan Iwa Gamiwa, 2007, Perilaku
Organisasional,
Graha Ilmu, Yogyakarta
Solomon,
Robert,C, 1987, Etika
Suatu Pengantar, Penerbit
Erlangga,
Jakarta
Sukarno, Edi, 2002, Sistem Pengendalian Manajemen Suatu Pendekatan
Praktiks, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tahir, Arifin, 2010,
Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, Pustaka Press Indonesia, Jakarta
Thoha, Mifta, 2007,
Perilaku Organisasi, Konsep
Dasar dan
Aplikasinya, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
118
GLOSARIUM
Ability = Kemampuan
Absolut = Mutlak:
Achievement
= Prestasi
Afiliasi = Bekerja sama
Agregasi = Pengumpulan
sejumlah benda yang
terpisah-pisah
Agresif = Bernafsu menyerang
Alternative
= Pilihan diantara dua
Appetite = Suatu
keinginan manusia untuk
memenuhi
selera seperti makann,
minum,
seks dan uang
Argumentasi
= Alasan untuk memperkuat suatu
gagasan
Asumsi = Alasan seseorang melakukan seseuatu :
Authority = Otoritas:
Pembenaran hak untuk
menjalankan kekuasaan.
Beliefs = Keyakinan
Berintegrasi
= Bergabung menjadi
satu kesatuan yang
utuh
Birokrat = Aparat pemerintah
Capital = Modal (pokok dalam perniagaan )
Care = Peduli
Channel = Alat
untuk menyampaikan disebut channel
(saluran).
Coercive power
= Kepatuhan terhadap
orang lain karena
mereka takut akan
hukuman yang
dijatuhkan kepadanya
Common = Pemahaman bersama
understanding
119
Crucial = Gawat
: Culture s
Consequence
= Konsekuensi kebudayaan
Disturbed = Mengganggu
Demokrasi = Bentuk
pemerintahan yang seluruh
rakyatnya
turut serta memerintah
dengan
perantaraan wakilnya
Depersonalisasi
= Kehilangan rasa memiliki
identitas pribadi
Desentralisasi
= Sistem pemerintah
yang lebih banyak
memberikan
kekuasaan kepada
pemerintah daerah
Desirable = Diinginkan
Deskriminasi
= Pembedan perlakuan
terhadap sesama
manusia
Determinan = Faktor yang menentukan
Dimensi = Ukuran
Dinamis = Bergerak
Efektif = Berhasil guna
Eksistensi = Keberadaan
Eksternal = Menyangkut bagian luar
Empati = Keadaan
mental yang mebuat
seseorang
merasa atau mengidentifikasi dirinya
dalam keadaan perasaan atau pikiran yang
sama dengan orang /kelompok lain
Empirisme = Aliran filsafat
Engineering
= Insinyur
Enconding = Pembuatan simbol berisi message
Etika = Ilmu
tentang apa yang
baik dan apa
yang
buruk dan tentang
hak dan kewajiban
moral
Expectancy = Pengharapan
120
Expert power =
Kekuasaan yang dimiliki seseorang karena
ia memiliki kemampuan khusus
Feel responsible
= Merasa bertanggung jawab
Filosof = Ahli filsafat
Fleksibel = Luwes
Fondasi = Dasar bangunan
Formula = Bentuk tetap
Generasi = Turunan
Gesture = Gerak Isyarat
Good Governance
= Tata Kelola Kepemerintahan
yang baik
Grand desain
= Desain Induk
Halo Efeect = Adalah
kecenderungan menilai seseorang
hanya atas dasar salah satu sifatnya saja
Hakekat = Intisari
Harkat = Derajat (kemuliaan)
Hipotesa = Jawaban sementara
Impersonalitas
= Keberlangsungan tanpa
perasaan hanya
berdasarkan kesadaran dan rasio
Importance = Penting
Individualisme
= Paham yang
menganggap manusai secara
pribadi harus diperhatikan
Influence = Pengaruh
Information Power
= Kekuasaan yang
dipunyai seseorang
karena ia memiliki
informasi-informasi
penting
Inisatif = Prakarsa
Inovatif = Memperkenalkan sesuatu yang baru
Insentif = Tambahan penghasilan
Integrasi = Pembauran
Inteklektual
= Cerdas
121
Intensitas = Keadaan tingkatan
Interaksi = Hubungan sosial yang dinamis
Internal = Menyangkut bagian dalam
Intelligentsia
= Kaum Terpelajar
Isolasi = Terpencil
Kharismatik
= Salah satu
penampilan yang dianggap
orang dapat memukau pendengarnya
Kognitif = Berdasarkan
kepada pengetahuan faktual
yang empiris
Kohesivitas
= Keinginan setiap
anggota untuk
mempertahankan
keanggotaan mereka
dalam
kelompok, yang didukung
oleh
sejumlah
kekuatan independen, tetapi
banyak yang lebih
berfokus pada
ketertarikan antar anggota.
Kolega = Teman sejawat
Komersial = Benilai niaga tinggi
Komitmen = Perjanjian atau keterikatan
Kompleks = Masalah yang sangat sulit
Komprehensif
= Yang lengkap/Mencakup
semua
Kompotisi global
= Persaingan dunia
Kongkret = Yang nyata
Konsensus = Kesepakatan
Konsisten = Tidak berubah-ubah
Konstruksi = Susunan
Kontras = Memperlihatakan perbedaan yang nyata
Korporat = Berbadan hukum
Kreativitas
= Kemampuan untuk mencipta
Kredibilitas
= Dapat dipercaya
Kualitatif = Berdasarkan mutu
122
Kuantitatif =
Berdasarkan jumlah atau banyaknya
Law Of Effect
= Efek Hukum
Legitimasi = Pernyataan yang sah
Level = Tingkatan
Logis = Masuk akal
Loyalitas = Kepatuhan
Manifestasi
= Perwujudan
Martabat = Harga diri
Meaningfull
= Arti penting
Mekanisme = Penyesuaian diri dengan lingkungan
Moral = Baik
dan buruk yang
sudah terterima
secara umum
Messager = Pesan
Motivasi Ekstrinsik
= Motif-motif yang
aktif dan berfungsi
karena adanya perangsang dari luar
Motivasi Instrinsik
= Motif-motif yang
aktif dan berfungsi
karena adanya perangsang dari dalam
Motif = Alasan seseorang melakukan sesuatu
Nilai = Keinginan manusia
Nilai pertama
= Keinginan yang muncul diawal
bukan
(first order
values) karena paksaaan
Nilai primer
= Keinginan disertai tindakan
Nilai sekunder
= Keinginan tidak
disertai tindakan tetapi
merasa puas
Nilai semu = Keinginan seseorang hanya dengan
(quast values)
kepura-puraan
Nilai ril (real values)
= Keinginan seseorang yang
sesungguhnya
Nilai orde
kedua
(second orde values)
= Keinginan yang
muncul setelah ada
keinginan pertama
123
Noice = Tak bersuara
Norma = Aturan
Obyektif = Nilai
keadaan yang sebenarnya
tanpa
dipengaruhi
pendapat atau pandangan
pribadi
Organizational
= Ilmu yang mempelajari
Perilaku
behavior
Organisasi
Orientasi = Peninjauan untuk menentukan sikap
Partisipasi
= Turut berperan dalam suatu
kegiatan
Pelopor = Perints jalan
Perfoman = Penampilan
Persepsi = Proses
mengetahui seseorang dari
pancaindra
Perceive = Perasaan
yang muncul akibat
informasi
yang diterima
Perspektif = Sudut pandang
Philosopic = Keinginan
untuk mencapai ilmu
pengetahuan
Politik = Pengetahuan mengenai ketatanegaraan
Preferable = Yang lebih baik
Preskripsinya
= Apaya yang harus
dilakukan
Primer = Yang Utama
Primitif = Kuno
Projection = Kecenderungan seseorang
untuk menilai
orang lain atas dasar perasaan dan sifatnya
Propinquity = Keakraban
Proposisi = Rancangan
usulan/Ungkapan yang dapat
dipercaya
Prosedur = Tahap
kegiatan untuk menyelesaikan
suatu aktivitas
124
Psikologi = Ilmu tentang kejiwaan
Rasional = Menurut
pikiran dan pertimbangan
yang
logis
Realitas = Kenyataan
Referent Power
= Kekuasaan yang
bersumber dari sifat
seseorang
karena ia memiliki
daya tarik
tertentu atau karena kharisma.
Refleks = Gerakan otomatis yang tidak dirancang
Reinforcement
= Penguatan
Rekruiment = Proses
seleksi untuk menentukana jabatan
seseorang
Relative = Tidak mutlak
Relevan = Ada keterkaitan
Reputasi = Perbuatan untuk mendapat nama baik
Respektif = Menghormati
Reward power
= Kekuatan seseorang
untuk mempengaruhi
seseorang dengan uang
Reward system
= Sistem pengupahan
Security feeling
= Keamanan perasaan
Selectivitas =
Kemampuan untuk menyaring informasi
Sense of belonging
= Rasa memiliki
Sentiment = Bertentangan
dengan pertimbangan
pikiran
Signifikan = Yang sangat berarti
Sistimatis = Teratur menurut sistem
Simbol = Lambang
Sprited =
Aspek jiwa manusia yang berusaha
untuk
mencari kekuasaan dan ambisi
Spritual = Hubungan dengan yang Maha Kuasa
Stakeholders
= Pemangku Kepentingan
125
Statis Tidak
berubah
Stimulus = Perangsang
Strategi = Rencana
yang cermat untuk
mencapai
sasaran khusus
Stereotyping
= Mengkategorikan atau
menilai seseorang
hanya atas dasar
satu atau beberapa
sifat
dari kelompoknya
Struktur = Cara sesautu disusun atau dibangun
Subtansi = Watak yang sebenarnya dari sesuatu
Subyektif = Keadaan
dimana seseorang berpikiran
relatif,
hasil dari menduga
duga,
berdasarkan perasaan atau selera orang
Superodinate
= Atasan
Temporer = Sementara
Terminal = Penghentian
Toleransi = Sikap
menghargai atau menghormati
tindakan orang lain
Transparansi
= Keterbukaan
Turn over = Menyerahkan
Urgen = Yang penting
Values = Nilai-nilai
Visual = Dapat dilihat dengan indra penglihatan
Worthwhile = Bermanfaat
1 comment:
Playtech's new slots game 'Casino of the Year' review - KT Hub
Casinos that have had 김포 출장샵 a 전주 출장마사지 hand in the recent year · BitStarz Casino · BGT Casino 남원 출장샵 · Bodog Casino · 충주 출장마사지 NetEnt Casino · 경상북도 출장안마 RTG.
Post a Comment