Link Sukses

Banner 728x90 :

Sunday, 27 December 2015

TUGAS MAHASISWA ADMINSTRASI NIAGA SEM 3, ADMINISTRASI NEGARA SEM. 3, DAN SOSIOLOGI SEM, 3 : MATERI BACAAN BUDAYA ORGANISASI



 
TUGAS MATA KULIAH PERILAKU ORGANISASI
PRODI: ADMINISTRASI NIAGA SEM. 3/ ADMINSITRASI NEGARA SEM. 3/
               SOSIOLOGI SEM. 3

PETUNJUK:
1. Dibaca, difahami Materi " Budaya Organisasi"
2. Menjawab latihan Soal ( diketik A 4)
3.Jawaban atas latihan soal   Dikirim Via Email ke novicatur69@gmail.com.




Budaya Organisasi


9.1  Pendahuluan 
1)  Deskripsi Singkat    :   Pada Bab ini  dibahas deskripsi umum
tentang Budaya Organisasi . 
2)  Relevansi    :   Pada  bagian  ini  dibahas  tentang
pengertian  budaya  organisasi,  nilai
budaya  organisasi,  dimensi  nilai
budaya organisasi, tiga jenjang budaya
organisasi,  karakateristik  budaya
organisasi.  Dengan  dasar  pemahaman
ini  akan  menjadi  landasan  bagi
mahasiswa  untuk  memahami
pengertian perilaku organisasi
3)  Kompetensi Dasar   :   Mahasiswa  mampu  menjelaskan
tentang budaya organisasi .

   












9.2  Penyajian 
A.  Pengertian Budaya Organisasi 
Setiap kita mendirikan  organisasi, maka  suatu hal yang tidak
bisa kita elakkan  munculnya ikatan dalam  berbagai hal  termamsuk
perilaku  setiap  individu  dalam    organisasi  yang  kita  dirikan. 
Misalnya,  dalam  perilaku,  berbicara,  berpakaian,  upacara,  serta
segala hal tinda tanduk baik tidak dan harus berbuat dalam hal-hal
tertentu,  dan  lain-lain  sebagainya.  Yang  disebut  organisasi  tidak
nampak,  yang tampak adalah manusia-manusia anggota organisasi
dan  barang  phisik  milik  organisasi.  Perbedaan  sifat,  perilaku  dan
karakteristik  yang  dapat  mebedakan  suatu  organisasi  dengan
organisasi lain itulah yang disebut budaya organisasi.
Agak  sulit  memang  mendefenisikan  budaya  organisasi.
Namun  demikian  pada  umumnya  para  pakar  mendefenisikan
bahwa  Budaya  Organisasi  ialah  common  understanding
(kebersamaan  pengertian)  para  anggotanya  untuk  berperilaku
sama, baik di luar maupun di dalam organisasinya.
Sebagai  bahan  perbandingan,  berikut  dikutip  beberapa
defenisi  para  pakar  awal-awal  dekade  1990-an  yang  dikutip  oleh
Sigit  dalam  bukunya  Perilaku  Organisasional  (2003:256},  sebagai
berikut :
Ouchi  (1981)  :  Budaya  organisasi  adalah  :    a  set  of  symbols,
ceremoniies,  and  myths  that  communicate  the  underlying  values  and
beliefs  of  that  organization  to  its  employees”  (seperangkat  nilai-nilai,
dan  mitos  yang  mengkomunikatisikan  landasan  nilai-nilai  dan
keyakinan-keyakinan kepada para karyawannya.
Miller  (1984)  :  Budaya  organisasi  adalah  :  “ a  set  of  primary
values  systems  consisting  of  eight  principles,  namely  of  purpose,  of
consesnsus,  of  exellence,  of  performance,  of  empirism,  of  unity,  of
intimacy, and of integrity, as norms or giudance for the corpotate members
in  their  behavior  and  solve  corporate  problems”  (seperangkat  sistem

106



nilai-nilai  primer  yang  terdiri  atas  delapan  asas,  yaitu  asas  tujuan,
konsesnsus,  keunggulan,  perestasi,  empirisme,  kesatuan,
keakraban,  dan  integritas,  sebagai  norma  atau  pedoman  bagi  para
anggota  korporat  dalam  perilaku  mereka  dan  memecahkan
masaalah-masaalah korporat)”.
Semua  korporat  tentu  meggunakan  nilai-nilai  ini,  tetapi
belum  tentu  menyadari  dan  mengunakannya  sebagai  budaya
organisasi  untuk  mencapai  tujuan  korporat.  Korporat-korporat  di
Amerika  yang  secara  sadar  membudayakan  sekurang-kurangnya
delapan nilai-nilai primer ini, menurut  Miller  dan  teman-temannya
adalah korporat-korporat yang inovatif, produktif, dan efektif. 
Charles  Hampden  Turner,  1994,  p.ii,  mendefinisikan  budaya
organisasi  sebagai  perilaku  yang  tepat,  ikatan-ikatan  dan  motivasi
individu,  dan  menegaskan  solusi  bila  ada  kemenduaan.  Ini
menentukan  cara  dari  organisasi  memproses  informasi,  hubungan
internal,  dan  nilai-nilai  yang  ada.  Budaya  organisasi  harus
difungsikan  pada  setiap  tingkat  organisasi  dari  keadaan  yang
samar-samar  menjadi  suatu  yang  nampak.  Kendali  dan
pemahaman  budaya  organisasi  merupakan  tanggung  jawab
pimpinan  dan  alat  utama  pimpinan  (manager)  mendorong  kinerja
yang tinggi dan memelihara nilai-nilai kebersamaan. 
Andre  Laurent,  secara  praktis  mendefinisikan  budaya
organisasi  sebagai  berikut,  Budaya  organisasi  merefleksikan
asumsi-asumsi  tentang  pelanggan,  karyawan,  misi,  produk,
kegiatan-kegiatan,  dan  asumsi-asumsi  yang  telah  berjalan  baik
pada  waktu  lalu  dan  dituangkan  dalam  norma  tingkah  laku,
harapan-harapan  tentang  legitimasi,  cara  berpikir  dan  bertindak
yang diharapkan.   

   


 107



Budaya Organisasi
-  Bagaimana  orang-orang  melakukan  pekerjaan  disekitarnya
(Nick Georgiades) ;
-  Beginilah cara kami bekerja (Martini Husain) ;
-  Kami  melihat  seperti  apa  yang  ingin  kami  lihat  (Charles
Hampden Turner);
Jaclyn Sherriton dan James L.Stern, 1997, p.26, mendefinisikan
budaya organisasi, berkenaan dengan  lingkungan atau kepribadian
suatu  organisasi,  dengan  berbagai  multi  faset  dimensinnya.
Merupakan  cara  organisasi  bekerja  dilingkungannya  dengan  aura
nya  sendiri, seperti halya kepribadian individu.
Gareth  R.Jones  (1994),  mendefinisikan  budaya  organisasi
sebagai  seperangkat  (kumpulan)  nilai-nilai  bersama  yang
mengendalikan  interaksi  anggota-anggota  organisasi,  diantara
mereka, dan dengan mitra  pendukungnya, pelanggan,  serta orang-
orang lain diluar organisasi. 
Keith  Davis dan Jhon  W Newstrom (1989:60) mengemukakan
bahwa :”organizational culture is the set assumptions, beliefs, values, adn
normsthat is shared  among its  members”.  Selanjutnya  R.Schermerhorn
dan  james  G.Hunt  (1991:340)  mengatakan  bahwa:  “organizational
culture is the system  of shared  beliefs  and  values  that  develops  within  an
organization and guides the behavior of its members”  
Mangkunegara,  (2005:113),  mengemukakan  bahwa  budaya
organisasi  adalah seperangkat asumsi  atau  sistem keyakinan, nilai-
nilai  dan norma-norma  yang  dikembangkan  dalam  organiasi  yang
dijadikan  pedoman  tingkah  laku  bagi  anggota-anggotanya  untuk
mengatasi adaptasi eksternal dan integrasi internal
Disimpulkan  dari  berbagai  pengertian  budaya  organisiasi  di
atas  adalah  seperangkat  asumsi,  nilai  dan  norma  yang
dikembangkan  dalam  organisasi  dan  telah  menjadi  perilaku  para

108



anggota organisasi didalam mengatasi berbagai permasalahan yang
terjadi di dalam maupun di luar organisasi.

B.  Nilai Budaya  
Nilai  ialah  sesuatu  yang  paling  penting,  di prioritaskan,  dan
di  perjuangkan  untuk  di  realisasikan.  Nilai  budaya  adalah  nilai
yang  di  budayakan,  artinya  nilai  yang  di  gunakan  oleh  suatu
organisasi  dalam  jangka  relatif  lama  sebagai  norma  atu  pedoman
bagi para anggota organisasi dalam berperilaku masalah. Termasuk
nilai  yang  dibudayakan  ialah  keyakinan  dan  ideologi.  Keyakinan
(beliefs) ialah  sesuatu  yang di pandang benar  atau salah, sedangkan
ideologi  ialah  cita-cita  yang  harus  di  wujudkan.  Nilai  apa  yang
dibudayakan oleh  suatu organisasi tergantung pada banyak faktor,
seperti  sejarah  organisasi,  kegagalan,  dan  kesuksesan,  geografi,
suku,  ras,  agama, turunan (heritage), dan lain-lain.  Seperti manusia,
organisasi  juga  punya  nilai-nilai,  tidak  hanya  satu  atau  beberapa
nilai  saja, melainkan banyak.  Misalnya  jam  datang dan jam  pulang
kerja,  penghormatan  terhadap  superodinaten  (atasan),  upacara,
upacara  pada  waktu  berpapasan,  cara  bertelpon,  syarat  kenaikan
pangkat/promosi,  gaya  bahasa,  pakaian  yang  disandang,  dan
sebagainya.  Oleh  sebab  itu  jika  kita  akan  mengakses  budaya  yang
digunakan  oleh  suatu  organisasi,  maka  kita tanyakan sejauh  mana
nilai-nilai  tertentu  digunakan  sebagai  budaya.  Misalnya  Ouchi
(1981),  menggunakan  tujuh  nilai  untuk  mengukur  dan
membandingkan  antara  budaya  korporat  Jepang  dan  korporat
Amerika :
1)  Komitmen pada karyawan,
2)  Evaluasi terhadap karyawan,
3)  Karir,
4)  Kontrol,


 109



5)  Pembuatan keputusan,
6)  Tanggung jawab, dan
7)  Perhatian pada manusia.
Hofstede  (1997)  menggunakan  empat  nilai  untuk
membedakan  budaya  antara  suatu  bangsa    dengan  bangsa  lain,
yaitu : 
1)  Jarak kekuasaan, 
2)  Individualisme vs. Kolektifisme,
3)  Maskulin vs. Feminin, dan
4)  Penolakan terhadap ketidakpastian.
Senada  dengan  Hofsede  di  atas,  Ndraha  (2003:45),
mengemukakan  bahwa  budaya  merupakan  identitas  dan  citra
suatu  masyarakat.  Identitas  ini  dibentuk  oleh  beberapa  faktor
seperti  sejarah,  kondisi  dan  sisi  geografis,  sistem-sistem  sosial
politik dan ekonomi.
Jadi,  orang  berbeda-beda  dalam  penggunaan  nilai  untuk
mengetahui  budaya  sesuatu  organisasi  budaya  apa  atau  nilai  apa
yang  ingin  diketahuinya.  Namun  jika  kita  ingin  mambandingkan
bagaimana  sesuatu  budaya,  diperbandingkan  diantara  beberapa
organisasi,  kita  harus  menggunakan  nilai  yang  sama  untuk
mengaksesnya. Jika tidak, tidak mungkin diperbandingkan. 

C.  Dimensi Nilai Budaya
Nilai  budaya  itu  memiliki  dua  dimensi,  yaitu  kandungan
(content)  dan  kekuatan  (strengeth).  Yang  dimaksud  dengan
kandungan  ialah “apa”  dan  disebut  secara  spesifik yang dijadikan
nilai  itu.  Ini  harus  ditegaskan,  karena  dalam  kehidupan  manusia
(organisasi) banyak  sekali nilai- nilai. Seperti yang  digunakan oleh
Ouchi  tujuh  nilai,  Hofstede  empat  nilai,  Quinn  empat  nilai,  dan
Miller  delapan  nilai,  seperti  yang  tersebut  diatas  tadi  adalah  nila-

110





 Robbins  (2007),  menyatakan  untuk  menilai  kualitas  budaya
organisasi suatu organisasi dapat dilihat dari sepuluh faktor utama,
yaitu sebagai berikut:
1.  Inisiatif  individu,  yaitu  tingkat  tanggung  jawab,  kebebasan
dan independensi yang dipunyai individu. 
2.  Toleransi  terhadap tindakan  beresiko,  yaitu sejauhmana para
pegawai  dianjurkan  untuk  bertindak  agresif,  inovatif,  dan
berani mengambil resiko. 
3.  Arah,  yaitu  sejauhmana  organisasi  tersebut  menciptakan
dengan jelas sasaran dan harapan mengenai prestasi. 
4.  Integrasi, yaitu tingkat sejauhmana unit-unit dalam organisasi
didorong untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi. 
5.  Dukungan  Manajemen,  yaitu  tingkat  sejauhmana  para
manajer  memberi   komunikasi  yang  jelas,  bantuan  serta
dukungan terhadap bawahan mereka. 
6.  Kontrol,  yaitu  jumlah  peraturan  dan  pengawasan  langsung
yang  digunakan  untuk  mengawasi  dan  mengendalikan
perilaku pegawai. 
7.  Identitas,  yaitu  tingkat  sejauhmana  para  anggota
mengidentifikasi  dirinya  secara  keseluruhan  dengan
organisasinya daripada  dengan  kelompok  kerja tertentu  atau
dengan bidang keahlian profesional. 
8.  Sistem  imbalan,  yaitu  tingkat  sejauhmana  alokasi  imbalan
(kenaikan  gaji,  promosi)  didasarkan  atas  kriteria  prestasi
pegawai  sebagai  kebalikan  dari  senioritas,  pilih  kasih,  dan
sebagainya. 
9.  Toleransi  terhadap  konflik,  yaitu  tingkat  sejauhmana  para
pegawai didorong untuk mengemukakan konflik kritik secara
terbuka. 






10.  Pola-pola  komunikasi,  yaitu  tingkat  sejauhmana  komunikasi
organisasi dibatasi oleh hirarki kewenangan yang formal.
Apabila 10 faktor utama di atas terintergrasi dalam kerja-kerja
organisasi  maka  tidak bisa  dipungkri  organisasi  tersebut  memiliki
kualitas  budaya  yang  cukup  handal  dan  kemungkinan  saja  bisa
menaikkan pamor organisasi itu sendiri.

F.  Budaya Kerja 
Guna  mengendalikan  kedisiplinan  pegawai  agar
mendapakan  hasil  yang  maksimal  maka  perlu  dilakukan  inovasi
pengendalian  kualitas  pekerjaan  melalui  penciptaan  perilaku
budaya  kerja  yang  baik  dalam  bekerja  pada  setiap  melaksanakan
aktifitas. 
Budaya-budaya  kerja  yang  baik  tersebut  dian-
taranya  adalah:  Bersih,  Rapih,  Teliti,  Rajin  atau  Disiplin  dan  lain-
lain.  Hampir  disetiap  setiap  area  kerja  atau  work  shop  kita  sering
melihat  papan  informasi  yang  bertuliskan  informasi  5K,  atau  5R
atau  5S,  semua  itu  adalah  untuk  mengingatkan  kita  sebagai
pelaksana aktifitas didalam area kerja atau work shop tersebut agar
kita selalu selalu  berprilaku seperti harapan  yang ada dalam  papan
informasi  tersebut. Namun  demikian  perlaku  pekerja  termasuk
juga  situasi  dan  kondisi  tempat  kerja  harus  diatur  sesuai  dengan
harapan dalam informasi tersebut yakni dengan menerapkan 
Prilaku  pekerja  maupun  kondisi  tempat  kerja  perlu  juga
diatur  agar  kualitas  hasil  pekerjaan  bisa  maksimal,  yaitu  dengan
menerapkan  5K  atau  5R  atau  5S  di  tempat  kerja. Yang  dimaksud
dengan  5K  adalah  kepanjangannya  adalah:  Ketelitian,  Kerapihan,
Kebersihan, Kesegaran dan Kedisiplinan. 

   

 113



G.  Soal Latihan 
1.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan budaya organisasi
2.  Jelaskan  pula  pengertian  dari  nilai  budaya  dan  berikan
contohnya.
3.  Menurut  Hofstede    (1980)  terdapat  empat  nilai  untuk
membedakan  budaya  antara  suatu  bangsa    dengan  bangsa
lain, sebutkan. 
4.  Jelaskan dua dimensi nilai budaya.
5.  Jelaskan tiga jenjang budaya menurut Schein.
6.  Bagaimana tanggapan anda terhadap 10 karakterisitik budaya
organisasi. Jelaskan dilengkapi contoh-contoh kongrit.
7.  Budaya  kerja  yang  bagaimana  yang  seharusnya  dapat
diciptakan dalam tempat kerja. Jelaskan

   


















114



DAFTAR PUSTAKA


Anoraga,Panji  dan  Sri  Suyati,1995,  Perilaku  Keorganisasian,  Pustaka
Jaya, Jakarta
Arifin,  Anwar,  2003,  Komunikasi  Politik  (Paradigma-Teori-Aplikasi-
Strategi & Komunikasi Politik Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta
Bennet, Luthans, F., 1995, Organizational Behavior, 7th Ed., McGraw-
Hill International Edition. 
Bimo,  Walgito.  2004,    Pengantar  Psikologi  Umum  .  Yogyakarta, 
Andi Offset
Charles,  Hampden  Turner,  1992,  Creating  Corporate  Culture,
business Economics, Penerbit London
Davis, Keith, & Newsstrom, W, Jhon, 1989,  Human Behavior A Work;
Organizational  Behavior,  New  York  McGraw  Hill
International
Djatmiko, Yayat Hayati, 2003, Perilaku Organisasi, Penerbit Alfabeta,
Bandung
Gerungan,  W.A.,  (2009),  Psikologi  Sosial,  PT  Refika  Asitama,
Bandung. 
Gibson, James,L. 2000. Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Edisi
ke-5. Cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Gitosudarmo,  Indriyo,  2000,  Perilaku  Keorganisasian,  BPFE,
Yogyakarta
Hampden,  Charles  Turner,  1994,  Colporate  Culture,  London,  Judy
Piatkus Ltd.

 115



Hasibuan,  Malayu.S.P,  2006,  Manajemen  Sumber  Daya  Manusia,
PT, Bumi Aksara, Jakarta
Hofstede,  Geert,  1997,  Culture s  and  Organization,  New  York,
Washington D.C London, Me Craw-Hill, 
Indrawijaya,  Adam,  1989,  Perilaku  Organisasi,  Penerbit  Sinar  Baru
Bandung
John  C.  Maxwellm,  2011,    The  5  Levels  Leadership,  Mic  Publising,
Surabaya
Jones,  Gareth  R,  1995,  Organizational  Theory,  Text  and  Cases,  USA,
Addison Wesley, Inc.
Kartono,  Kartini,  2003,  Pemimpinan  Dan  Kepemimpinan,  PT.  Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Kast,  Feremont  E,  James  F  Rosenweig,  Organisasi  dan  Manajemen.
Edisi  ke  empat,  Terjamahan  Hasymi  Ali,  Penerbit  Bumi
AksaraJakarta
Keban,  Yeremias,  2008,  Enam  Dimensi  Strategis  Administrasi  Publik,
Konsep, Teori dan Isu. Penerbit Gaya Media, Yogyakarta
Krech,  Crutch  Field,  Ballached,  Individu  In  Sosiety,  Barkeley,  New
York University, California.
Kumorotomo,  Wahyudi,  2008,  Etika  Administrasi  Negara,  PT  Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Mangkunegara,  Anwar,  Prabu,  2005,  Perilaku  Dan  Budaya
Organisasi, Penerbit Refika Aditama, Bandung
Muhyadi  .  1989,  Organisasi  Teori  ,  struktur  dan  proses.  Jakarta,
Lembaga Pendidikan dan Kependidikan



116



Nawawi, Hadari. H, Prof,Dr, 2000, Manajemen Sumber DayaManusia,
Gajah Mada University Press, Yogyakart
Ndraha,  Taliziduhu,  2003,  Budaya  Oraganisasi,  Penerbit  Rineka
Cipta Jakarta 
Noor,  Isran,  2012,  Politik  Otonomi  Daerah,  Untuk  Penguatan  NKRI,
Penerbit Steven Strategic Study.
Ouchi,  William G,  1981. Theory Z.: Haw American Business  Can  Meet
The  Jpanese  Challenge,  Tokyo  Japan  :  Reading-Mass,  :  Addison
Wesley Publ. Coy. Inc
Pace,  R.  Wayne  dan  Don  F  Faules,  2006,    Komunikasi  Organisasi,
Strategi Meningkatkan Kinerja  Perusahaan, Penerjemah  Deddy
Mulyana, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Rakhmat,  Jalaludin.  2005.  Psiokologi  Komunikasi.  Bandung,  PT
Remaja Rosdakarya
Robbins,  Stephen.P,  2001,  Perilaku  Organisasi,  Edisi  Bahasa
Indonesia, PT Prenallindo, Jakarta
------------,  2003, Perilaku  Organisaisi,  Buku 1 Edisi Bahasa  Indonesia,
PT Indeks, Jakarta
------------,  2007,  Perilaku  Organisaisi,  Edisi  Bahasa  Indonesia,  PT
Prenallindo, Jakarta
Schein,  E.H. 1992, Organizational Culture and  Leadership : A Dynamic
View, Jossey-Bass, San Fransisco.
Siagian,  Sondang,  1997,  Manajemen  Sumberdaya  Manusia,  Bumi
Aksara, Jakarta
Sigit,  Soehardi,  2003,  Perilaku  Organisasional,  Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta

 117



Sofyandi, Herman dan Iwa Gamiwa, 2007, Perilaku Organisasional,
Graha Ilmu, Yogyakarta
Solomon,  Robert,C,  1987,  Etika  Suatu  Pengantar,  Penerbit  Erlangga,
Jakarta
Sukarno, Edi, 2002, Sistem Pengendalian Manajemen  Suatu Pendekatan
Praktiks, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tahir, Arifin, 2010,  Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, Pustaka Press Indonesia,  Jakarta 
Thoha,  Mifta,  2007,  Perilaku  Organisasi,  Konsep  Dasar  dan
Aplikasinya, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta






















118



GLOSARIUM

Ability   =   Kemampuan 
Absolut   =   Mutlak:
Achievement   =   Prestasi  
Afiliasi   =   Bekerja sama
Agregasi    =   Pengumpulan  sejumlah  benda  yang
terpisah-pisah 
Agresif   =   Bernafsu menyerang 
Alternative   =   Pilihan diantara dua
Appetite   =   Suatu  keinginan  manusia  untuk
memenuhi  selera  seperti  makann,  minum,
seks dan uang
Argumentasi   =   Alasan untuk memperkuat suatu gagasan 
Asumsi   =   Alasan seseorang melakukan seseuatu :
Authority   =   Otoritas:  Pembenaran  hak  untuk
menjalankan kekuasaan.
Beliefs   =   Keyakinan 
Berintegrasi   =   Bergabung  menjadi  satu  kesatuan  yang
utuh 
Birokrat   =   Aparat pemerintah 
Capital   =   Modal (pokok dalam perniagaan )
Care   =   Peduli 
Channel   =   Alat  untuk  menyampaikan disebut  channel
(saluran).
Coercive power   =   Kepatuhan  terhadap  orang  lain  karena
mereka  takut  akan  hukuman  yang
dijatuhkan kepadanya 
Common   =   Pemahaman bersama
understanding   

 119



Crucial   =   Gawat   : Culture s 
Consequence   =   Konsekuensi kebudayaan
Disturbed   =   Mengganggu
Demokrasi   =   Bentuk  pemerintahan  yang  seluruh
rakyatnya  turut  serta  memerintah  dengan
perantaraan wakilnya
Depersonalisasi    =   Kehilangan rasa memiliki identitas pribadi 
Desentralisasi   =   Sistem  pemerintah  yang  lebih  banyak
memberikan  kekuasaan  kepada
pemerintah daerah
Desirable   =   Diinginkan 
Deskriminasi   =   Pembedan  perlakuan  terhadap  sesama
manusia 
Determinan   =   Faktor yang menentukan  
Dimensi   =   Ukuran 
Dinamis   =   Bergerak  
Efektif   =   Berhasil guna 
Eksistensi   =   Keberadaan
Eksternal   =   Menyangkut bagian luar  
Empati   =   Keadaan  mental  yang  mebuat  seseorang
merasa  atau  mengidentifikasi  dirinya
dalam keadaan perasaan atau pikiran yang
sama dengan orang /kelompok lain 
Empirisme   =   Aliran filsafat
Engineering   =   Insinyur
Enconding   =   Pembuatan simbol berisi message
Etika   =   Ilmu  tentang  apa  yang  baik  dan  apa  yang
buruk  dan  tentang  hak  dan  kewajiban
moral 
Expectancy   =   Pengharapan 


120



Expert power   =   Kekuasaan yang  dimiliki  seseorang karena
ia memiliki kemampuan khusus 
Feel responsible   =  Merasa bertanggung jawab 
Filosof   =   Ahli filsafat 
Fleksibel   =   Luwes
Fondasi   =   Dasar bangunan 
Formula   =   Bentuk tetap  
Generasi   =   Turunan
Gesture   =   Gerak Isyarat 
Good Governance   =   Tata Kelola Kepemerintahan yang baik 
Grand desain   =   Desain Induk
Halo Efeect  =   Adalah  kecenderungan  menilai  seseorang
hanya atas dasar salah satu sifatnya saja
Hakekat   =   Intisari 
Harkat   =   Derajat (kemuliaan)
Hipotesa    =   Jawaban sementara 
Impersonalitas   =   Keberlangsungan  tanpa  perasaan  hanya
berdasarkan kesadaran dan rasio
Importance   =   Penting
Individualisme   =   Paham  yang  menganggap  manusai  secara
pribadi harus diperhatikan 
Influence   =   Pengaruh 
Information Power   =   Kekuasaan  yang  dipunyai  seseorang
karena  ia  memiliki  informasi-informasi
penting 
Inisatif   =   Prakarsa
Inovatif   =   Memperkenalkan sesuatu yang baru
Insentif    =   Tambahan penghasilan 
Integrasi   =   Pembauran 
Inteklektual   =   Cerdas 


 121



Intensitas  =   Keadaan tingkatan 
Interaksi   =   Hubungan sosial yang dinamis
Internal   =   Menyangkut bagian dalam 
Intelligentsia   =   Kaum Terpelajar
Isolasi   =   Terpencil 
Kharismatik   =   Salah  satu  penampilan  yang  dianggap
orang dapat memukau pendengarnya
Kognitif   =  Berdasarkan  kepada  pengetahuan  faktual
yang empiris 
Kohesivitas   =   Keinginan  setiap  anggota  untuk
mempertahankan  keanggotaan  mereka
dalam  kelompok,  yang  didukung  oleh
sejumlah  kekuatan  independen,  tetapi
banyak  yang  lebih  berfokus  pada
ketertarikan antar anggota.
Kolega   =  Teman sejawat 
Komersial   =   Benilai niaga tinggi 
Komitmen   =   Perjanjian atau keterikatan
Kompleks   =   Masalah yang sangat sulit 
Komprehensif   =   Yang lengkap/Mencakup semua 
Kompotisi global    =   Persaingan dunia 
Kongkret   =  Yang nyata 
Konsensus  =   Kesepakatan 
Konsisten   =   Tidak berubah-ubah 
Konstruksi   =   Susunan 
Kontras   =   Memperlihatakan perbedaan yang nyata
Korporat   =   Berbadan hukum 
Kreativitas   =   Kemampuan untuk mencipta 
Kredibilitas   =   Dapat dipercaya 
Kualitatif   =  Berdasarkan mutu 


122



Kuantitatif   =   Berdasarkan jumlah atau banyaknya
Law Of Effect   =   Efek Hukum 
Legitimasi   =   Pernyataan yang sah 
Level   =   Tingkatan
Logis   =   Masuk akal
Loyalitas   =   Kepatuhan  
Manifestasi   =   Perwujudan 
Martabat   =   Harga diri 
Meaningfull   =   Arti penting 
Mekanisme   =   Penyesuaian diri dengan lingkungan
Moral   =   Baik  dan  buruk  yang  sudah  terterima
secara umum 
Messager   =   Pesan 
Motivasi Ekstrinsik   =  Motif-motif  yang  aktif  dan  berfungsi
karena adanya perangsang dari luar
Motivasi Instrinsik   =   Motif-motif  yang  aktif  dan  berfungsi
karena adanya perangsang dari dalam
Motif   =   Alasan seseorang melakukan sesuatu
Nilai   =   Keinginan manusia
Nilai pertama   =   Keinginan yang muncul diawal bukan 
      (first order values) karena paksaaan
Nilai primer   =   Keinginan disertai tindakan
Nilai sekunder   =   Keinginan  tidak  disertai  tindakan  tetapi
merasa puas 
Nilai semu   =   Keinginan seseorang hanya dengan 
(quast values)     kepura-puraan
Nilai ril (real values)   =   Keinginan seseorang yang sesungguhnya
Nilai  orde kedua 
(second orde values)   =   Keinginan  yang  muncul  setelah  ada
keinginan pertama 


 123



Noice   =   Tak bersuara
Norma   =   Aturan 
Obyektif    =  Nilai  keadaan  yang  sebenarnya  tanpa
dipengaruhi  pendapat  atau  pandangan
pribadi
Organizational   =   Ilmu yang mempelajari Perilaku 
behavior     Organisasi
Orientasi   =   Peninjauan untuk menentukan sikap 
Partisipasi   =   Turut berperan dalam suatu kegiatan 
Pelopor   =   Perints jalan 
Perfoman   =   Penampilan 
Persepsi   =   Proses  mengetahui  seseorang  dari
pancaindra 
Perceive   =   Perasaan  yang  muncul  akibat  informasi
yang diterima
Perspektif   =   Sudut pandang  
Philosopic   =   Keinginan  untuk  mencapai  ilmu
pengetahuan
Politik   =   Pengetahuan mengenai ketatanegaraan 
Preferable   =   Yang lebih baik 
Preskripsinya   =   Apaya yang harus dilakukan 
Primer   =   Yang Utama
Primitif   =   Kuno 
Projection   =   Kecenderungan  seseorang  untuk  menilai
orang lain atas dasar perasaan dan sifatnya
Propinquity  =   Keakraban 
Proposisi   =   Rancangan  usulan/Ungkapan  yang  dapat
dipercaya
Prosedur   =  Tahap  kegiatan  untuk  menyelesaikan
suatu aktivitas 


124



Psikologi   =   Ilmu tentang kejiwaan 
Rasional   =   Menurut  pikiran  dan  pertimbangan  yang
logis 
Realitas   =   Kenyataan 
Referent Power   =   Kekuasaan  yang  bersumber  dari  sifat
seseorang  karena  ia  memiliki  daya  tarik
tertentu atau karena kharisma. 
Refleks   =   Gerakan otomatis yang tidak dirancang 
Reinforcement   =   Penguatan 
Rekruiment   =   Proses  seleksi  untuk menentukana  jabatan
seseorang  
Relative   =   Tidak mutlak 
Relevan  =   Ada keterkaitan
Reputasi   =   Perbuatan untuk mendapat nama baik 
Respektif   =   Menghormati 
Reward power   =   Kekuatan  seseorang  untuk  mempengaruhi
seseorang dengan uang 
Reward system   =   Sistem pengupahan 
Security feeling   =   Keamanan perasaan 
Selectivitas   =   Kemampuan untuk menyaring informasi
Sense of belonging   =   Rasa memiliki
Sentiment  =   Bertentangan  dengan  pertimbangan
pikiran 
Signifikan   =   Yang sangat berarti 
Sistimatis   =   Teratur menurut sistem 
Simbol   =   Lambang 
Sprited   =   Aspek jiwa  manusia yang  berusaha  untuk
mencari kekuasaan dan ambisi 
Spritual   =   Hubungan dengan yang Maha Kuasa
Stakeholders   =   Pemangku Kepentingan


 125



Statis  Tidak berubah 
Stimulus   =   Perangsang 
Strategi   =  Rencana  yang  cermat  untuk  mencapai
sasaran khusus
Stereotyping   =   Mengkategorikan  atau  menilai  seseorang
hanya  atas  dasar  satu  atau  beberapa  sifat
dari kelompoknya
Struktur   =  Cara sesautu disusun atau dibangun 
Subtansi   =   Watak yang sebenarnya dari sesuatu 
Subyektif   =   Keadaan  dimana  seseorang  berpikiran
relatif,  hasil  dari  menduga  duga,
berdasarkan perasaan atau selera orang
Superodinate   =   Atasan 
Temporer   =   Sementara
Terminal   =   Penghentian
Toleransi   =   Sikap  menghargai  atau  menghormati
tindakan orang lain 
Transparansi   =   Keterbukaan 
Turn over   =   Menyerahkan 
Urgen    =   Yang penting 
Values   =   Nilai-nilai
Visual   =   Dapat dilihat dengan indra penglihatan 
Worthwhile   =   Bermanfaat 


1 comment:

magdalinaoberhausen said...

Playtech's new slots game 'Casino of the Year' review - KT Hub
Casinos that have had 김포 출장샵 a 전주 출장마사지 hand in the recent year · BitStarz Casino · BGT Casino 남원 출장샵 · Bodog Casino · 충주 출장마사지 NetEnt Casino · 경상북도 출장안마 RTG.