Manusia
merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang
lain. Oleh karena itu, manusia perlu berinteraksi dengan manusia
lainnya. Interaksi sosial yang menjadi syarat utama terjadinya
aktivitas-aktivitas sosial ini merupakan hubungan sosial yang dinamis.
Interaksi sosial menyangkut hubungan antarperorangan, antarkelompok,
atau antara individu dengan kelompok.
1. Tindakan Sosial
Tindakan sosial adalah
perbuatan atau perilaku manusia untuk mencapai tujuan subjektif
dirinya. Misalnya, sejak kecil manusia sudah melakukan tindakan sosial
seperti membagi makanan dengan temannya atau memberikan sesuatu kepada
pengemis. Tindakan sosial manusia diperoleh melalui proses belajar dan
proses pengalaman dari orang lain. Pada dasarnya tindakan sosial dapat
dibedakan menjadi empat tipe berikut:
- Bersifat rasional (instrumental)
Tindakan
sosial yang bersifat rasional adalah tindakan sosial yang dilakukan
dengan pertimbangan dan pilihan secara sadar (masuk akal) untuk
mendapatkan hasil-hasil yang efisien.
- Berorientasi nilai
Tindakan
sosial yang berorientasi nilai dilakukan dengan memperhitungkan
manfaat, sedangkan tujuan yang ingin dicapai tidak terlalu
dipertimbangkan. Contohnya: Kita tidak pernah mempersoalkan mengapa kita
saat makan harus menggunakan tangan kanan.
- Tradisional
Tindakan
sosial tradisional adalah tindakan sosial yang menggunakan pertimbangan
kondisi kebiasaan yang telah baku dan ada di masyarakat seperti
upacara-upacara adat.
- Afektif
Tindakan
sosial afektif adalah tindakan sosial yang sebagian besar tindakannya
dikuasai oleh perasaan (afektif) ataupun emosi, tanpa melakukan
pertimbangan yang matang.
2. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction
yang berarti saling bertindak. Interaksi sosial merupakan hubungan
sosial yang dinamis, bersifat timbal balik antarindividu, antarkelompok,
dan antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial terjadi apabila
satu individu melakukan tindakan sehingga menimbulkan reaksi bagi
individu-individu lain. Interaksi sosial tidak hanya berupa tindakan
yang berupa kerja sama, tetapi juga bisa berupa persaingan dan
pertikaian.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok dalam masyarakat.
3. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Agar
interaksi sosial dapat terjadi, dibutuhkan beberapa syarat. Menurut
Gilin dan Gilin seperti dikutip oleh Soerjono Soekanto, syarat
terjadinya interaksi sosial adalah sebagai berikut.
a. Kontak Sosial
Kata
‘kontak’ berasal dari kata ‘con’ atau ‘cum’ (Bahasa Latin:
bersama-sama) dan ‘tango’ (Bahasa Latin: menyentuh). Jadi, secara
harfiah kontak artinya adalah ‘sama-sama menyentuh’. Secara fisik kontak
sosial baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. Akan tetapi,
sebagai gejala sosial tidak harus berarti suatu hubungan badaniah.
Karena seseorang dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain tanpa
saling menyentuh seperti saat saling menyapa dan berbicara dengan
menggunakan bahasa isyarat.
Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial dan masing-masing pihak salingg bereaksi meski tidak harus bersentuhan secara fisik.
Dalam
kehidupan sehari-hari, manusia senantiasa melakukan kontak dengan
manusia lainnya. Kondisi ini tidak dapat dihindari oleh manusia karena
manusia adalah makhluk sosial. Wujud kontak tidak selamanya harus
terjadi persentuhan secara fisik, tetapi juga bisa secara verbal atau
bahkan hanya berupa reaksi pasif seperti simbol. Penyampaian pesan
sebagai tujuan dari adanya kontak sosial dapat juga dilakukan dengan
menggunakan media atau alat komunikasi seperti radio, televisi, telepon,
dan sebagainya. komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan dan komunikan adalah orang yang menerima pesan.
Suatu kontak dapat pula bersifat primer atau sekunder. Kontak primer
terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan
berhadapan muka, seperti misalnya apabila orang-orang tersebut berjabat
tangan, saling senyum, dan seterusnya. Sebaliknya kontak sekunder
memerlikan suatu perantara. Misalnya A berkata kepada B bahwa mengagumi
perannya sebagai peranan utama salah satu sandiwara. A sama sekali
tidak bertemu dengan C, tetapi telah terjadi kontak antara mereka karena
masing-masing memberi tanggapan, walaupun dengan perantara B. Suatu
kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung. Pada yang pertama,
pihak ketiga bersikap pasif, sedangkan yang terakhir pihak ketiga
sebagai perantara mempunyai peranan yang aktif dalam kontak tersebut.
Hubungan-hubungan yang sekunder tersebut dapat dilakukan melalui
alat-alat misalnya telepon, telegraf, radio, dan seterusnya. Dalam hal A
menelpon B, maka terjadi kontak sekunder langsung, tetapi apabila A meminta tolong kepada B supaya diperkenalkan dengan gadis C, kontak tersebut bersifat kontak sekunder tidak langsung.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu sebagai berikut.
- Kontak antar individu
Kontak
antar individu adalah terjadi antara individu dengan individu. Contoh:
kontak antar teman, kontak anak dengan ibunya, kontak guru dengan salah
satu siswanya, dan lain-lain.
- Kontak antar individu dengan kelompok, dan sebaliknya
Kontak
antar individu dengan kelompok adalah kontak yang terjadi antara
individu dengan suatu kelompok tertentu. Contoh: kontak yang terjadi
saat seseorang mempresentasikan sesuatu dengan beberapa orang lain dan
kontak antara guru dengan para siswa di kelas.
- Kontak antar kelompok
Kontak
antar kelompok adalah kontak yang terjadi antara kelompok satu dengan
kelompok yang lain. Contoh: kontak bisnis antar perusahaan dan kontak
antar tim sepakbola saat bertanding.
b. Komunikasi
‘Komunikasi’
berasal dari kata ‘communicare’ (Bahasa Latin: berhubungan). Jadi,
secara harfiah komunikasi adalah berhubungan atau bergaul dengan orang
lain. Pada kontak sosial pengertiannya lebih ditekankan kepada orang
atau kelompok yang berinteraksi, sedangkan komunikasi lebih ditekankan
kepada bagaimana pesannya itu diproses.
Komunikasi
muncul setelah kontak berlangsung (ada kontak belum tentu terjadi
komunikasi). Komunikasi memiliki maksud yang luas dibandingkan dengan
kontak, karena komunikasi dapat memiliki dan menimbulkan beberapa
penafsiran yang berbeda-beda. Seperti tersenyum dapat ditafsirkan
sebagai penghormatan atau ejekan terhadap seseorang.
4. Ciri-Ciri Interaksi Sosial
Interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Pelakunya lebih dari satu orang.
- Ada komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.
- Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan pelaku.
- Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa datang) yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Interaksi Sosial
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada beberapa faktor berikut ini.
a. Sugesti
Sugesti adalah
pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain dengan cara
tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/pengaruh tersebut
tanpa berpikir panjang. Sugesti biasanya dilakukan oleh orang yang
berwibawa, mempunyai pengaruh besar, atau terkenal dalam masyarakat. Contoh sugesti
salah satunya adalah obat yang harganya mahal yang merupakan produk
impor dianggap pasti manjur menyembuhkan penyakit. Anggapan tersebut
merupakan sugesti yang muncul akibat harga obat yang mahal dan
embel-embel produk luar negeri.
b. Imitasi
Imitasi adalah tindakan atau usaha untuk meniru tindakan orang lain sebagai tokoh idealnya. Imitasi cenderung secara tidak disadari dilakukan oleh seseorang. Imitasi pertama kali akan terjadi dalam sosialisasi keluarga. Misalnya, seorang anak sering meniru kebiasaan-kebiasaan orang tuanya seperti cara berbicara dan berpakaian. Namun, imitasi sangat dipengaruhi oleh lingkungannya terutama lingkungan di sekolah. Karena seseorang (terutama saat seseorang sudah menginjak usia remaja) cenderung lebih sering di sekolah dan bersosialisasi dengan temannya dengan berbagai macam kebiasaan.c. Identifikasi
Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi mengakibatkan terjadinya pengaruh yang lebih dalam dari sugesti dan imitasi karena identifikasi dilakukan oleh seseorang secara sadar.Contoh identifikasi: seorang pengagum berat artis terkenal, ia sering mengidentifikasi dirinya menjadi artis idolanya dengan meniru model rambut, model pakaian, atau gaya perilakunya dan menganggap dirinya sama dengan artis tersebut.
d. Simpati
Simpati adalah suatu proses seseorang yang merasa tertarik pada orang lain. Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang atau sekelompok orang atau suatu lembaga formal pada saat-saat khusus. Contoh simpati adalah pada peringatan ulang tahun, pada saat lulus ujian, atau pada saat mencapai suatu prestasi.e. Empati
Empati adalah kemampuan mengambil atau memainkan peranan secara efektif dan seseorang atau orang lain dalam konsidi yang sebenar-benarnya, seolah-olah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain tersebut seperti rasa senang, sakit, susah, dan bahagia. Empat hampir mirip dengan sikap simpati. Perbedaannya, sikap empati lebih menjiwai atau lebih terlihat secara emosional. Contoh empati adalah saat kita turut merasakan empati terhadap masyarakat Yogyakarta yang menjadi korban letusan Gunung Merapi.f. Motivasi
Motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu yang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh tanggung jawab. Contoh motivasi adalah guru yang memberikan motivasi kepada siswanya supaya siswanya semakin giat belajar.Tidak selamanya interaksi berjalan sesuai dengan rencana. Kontak sosial yang berlangsung kadang-kadang dapat berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan, namun sebaliknya suatu interaksi akan mengalami gangguan dan bahkan terhenti seandainya terjadi hal-hal berikut:
- Subjek-subjek yang terlibat dalam interaksi tidak mempunyai harapan lagi untuk mencapai tujuan.
- Interaksi yang terjadi tidak lagi bermanfaat atau tidak mendatangkan keuntungan.
- Tidak adanya adaptasi atau penyesuaian antara pihak-pihak yang saling berinteraksi.
- Salah satu pihak atau keduanya tidak bersedia lagi mengadakan interaksi.
6. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Hubungan yang terjadi antar warga masyarakat berlangsung sepanjang waktu. Rentang waktu yang panjang serta banyaknya warga yang terlibat dalam hubungan antar warga melahirkan berbagai bentuk interaksi sosial.Di mana pun dan kapan pun kehidupan sosial selalu diwarnai oleh dua kecenderungan yang saling bertolak belakang. Di satu sisi manusia berinteraksi untuk saling bekerja sama, menghargai, menghormati, hidup rukun, dan bergotong royong. Di sisi lain, manusia berinteraksi dalam bentuk pertikaian, peperangan, tidak adanya rasa saling memiliki, dan lain-lain. Dengan demikian interaksi sosial mempunyai dua bentuk, yakni interaksi sosial yang mengarah pada bentuk penyatuan (proses asosiatif) dan mengarah pada bentuk pemisahan (proses disosiatif).
1. Proses asosiatif
Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja sama. Ada beberapa bentuk interaksi sosial asosiatif, antara lain sebagai berikut.a. Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna.
Ada beberapa bentuk interaksi sosial yang berupa kerja sama, yaitu:
- Bargaining adalah pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang atau jasa antara dua organisasi atau lebih.
- Cooptation (kooptasi) adalah suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi untuk menghindari kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
- Coalition (koalisi) adalah kerja sama yang dilaksanakan oleh dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu, karena dua organisasi atau lebih tersebut mungkin mempunyai struktur yang berbeda satu sama lain.
- Join venture adalah kerja sama dengan pengusaha proyek tertentu untuk menghasilkan keuntungan yang akan dibagi menurut proporsi tertentu. Join venture jika diterjemahkan akan menjadi ‘usaha patungan’.
b. Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi adalah suatu proses di mana orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan.Bentuk-bentuk akomodasi adalah sebagai berikut:
- Tolerant participation (toleransi) adalah suatu watak seseorang atau kelompok untuk sedapat mungkin menghindari perselisihan. Individu semacam itu disebut tolerant.
- Compromise (kompromi) adalah suatu bentuk akomodasi di mana masing-masing pihak mengerti pihak lain sehingga pihak-pihak yang bersangkutan mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaiannya terhadap perselisihan. Kompromi dapat pula disebut perundingan.
- Coercion (koersi) adalah bentuk akomodasi yang proses pelaksanaannya menggunakan paksaan. Pemaksaan terjadi bila satu pihak menduduki posisi kuat, sedangkan pihak lain dalam posisi lemah.
- Arbitration adalah proses akomodasi yang proses pelaksanaannya menggunakan pihak ketiga dengan kedudukan yang lebih tinggi dari kedua belah pihak yang bertentangan. Penentuan pihak ketiga harus disepakati oleh dua pihak yang berkonflik. Keputusan pihak ketiga ini bersifat mengikat.
- Mediasi adalah menggunakan pihak ketiga yang netral untuk menyelesaikan kedua belah pihak yang bertikai. Berbeda dengan arbitration, keputusan pihak ketiga ini bersifat tidak mengikat.
- Concilation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan yang berselisih agar tercapai persetujuan bersama. Biasanya dilakukan melalui perundingan.
- Ajudication adalah penyelesaian perkara melalui pengadilan. Pada umumnya cara ini ditempuh sebagai alternatif terakhir dalam penyelesaian konflik.
- Stalemate adalah suatu akomodasi semacam balance of power (politik keseimbangan) sehingga kedua belah pihak yang berselisih sampai pada titik kekuatan yang seimbang. Posisi itu sama dengan zero option (titik nol) yang sama-sama mengurangi kekuatan serendah mungkin. Dua belah pihak yang bertentangan tidak dapat lagi maju atau mundur.
- Segregasi adalah upaya saling memisahkan diri atau saling menghindar di antara pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi ketegangan.
- Gencatan senjata adalah penangguhan permusuhan atau peperangan dalam jangka waktu tertentu. Masa penangguhan digunakan untuk mencari upaya penyelesaian konflik di antara pihak-pihak yang bertikai.
C. Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses yang timbul apabila suatu kelompok manusia dan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing dengan sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.Biasanya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan dam peralatan yang sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat seperti komputer, handphone, mobil, dan lain-lain. Sedangkan kebudayaan asing yang sulit diterima adalah unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah unsur kebudayaan yang menyangkut ideologi, keyakinan, atau nilai tertentu yang menyangkut prinsip hidup seperti paham komunisme, kapitalisme, liberalisme, dan lain-lain.
d. Asimilasi (assimilation)
Asimilasi adalah usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara beberapa orang atau kelompok serta usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama. Contoh asimilasi antar dua kelompok masyarakat adalah upaya untuk membaurkan etnis Tionghoa dengan masyarakat pribumi.Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi antara lain adalah:
- Toleransi
- Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
- Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
- Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
- Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
- Perkawinan campuran (amalgamation)
- Adanya musuh bersama dari luar
- Adanya isolasi kebudayaan dari salah satu kebudayaan kelompok
- Minimnya pengetahuan dari salah satu kebudayaan kelompok atas kebudayaan kelompok lain
- Ketakutan atas kekuatan kebudayaan kelompok lain
- Perasaan superioritas atas kebudayaan kelompok tertentu
- Adanya perbedaan ciri-ciri badaniah
- Adanya perasaan in-group yang kuat
- Adanya diskriminasi
- Adanya perbedaan kepentingan antar kelompok
2. Proses Disosiatif
Interaksi sosial disosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan sebuah perpecahan. Ada beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif, antara lain sebagai berikut:a. Persaingan (competition)
Persaingan adalah proses sosial yang ditandai dengan adanya saling berlomba atau bersaing antar individu atau antar kelompok tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan untuk mengejar suatu nilai tertentu supaya lebih maju, lebih baik, atau lebih kuat.Contoh persaingan adalah saat siswa bersaing untuk mendapatkan peringkat pertama atau pada saat berlangsungnya suatu pertandingan.
b. Kontravensi (contravention)
Kontravensi adalah suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan konflik. Bentuk kontravensi ada 5 yaitu:- Kontravensi yang bersifat umum. Seperti penolakan, keenganan, gangguan terhadap pihak lain, pengacauan rencana pihak lain, dan perbuatan kekerasan.
- Kontravensi yang bersifat sederhana. Seperti memaki-maki, menyangkal pihak lain, mencerca, memfitnah, dan menyebarkan surat selebaran.
- Kontravensi yang bersifat intensif. Seperti penghasutan, penyebaran desas-desus, dan mengecewakan pihak lain.
- Kontravensi yang bersifat rahasia. Seperti menumumkan rahasia pihak lain dan berkhianat.
- Kontravensi yang bersifat taktis. Seperti intimidasi, provokasi, mengejutkan pihak lawan, dan mengganggu atau membingungkan pihak lawan.
c. Konflik
Konflik adalah suatu proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik adalah:- Adanya perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan
- Berprasangka buruk kepada pihak lain
- Individu kurang bisa mengendalikan emosi
- Adanya perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok
- Persaingan yang sangat tajam sehingga kontrol sosial kurang berfungsi