Link Sukses

Banner 728x90 :

Sunday, 27 December 2015

TUGAS MAHASISWA MATERI BUDAYA ORGANISASI DAN LATIHAN SOAL





Budaya Organisasi


9.1  Pendahuluan 
1)  Deskripsi Singkat    :   Pada Bab ini  dibahas deskripsi umum
tentang Budaya Organisasi . 
2)  Relevansi    :   Pada  bagian  ini  dibahas  tentang
pengertian  budaya  organisasi,  nilai
budaya  organisasi,  dimensi  nilai
budaya organisasi, tiga jenjang budaya
organisasi,  karakateristik  budaya
organisasi.  Dengan  dasar  pemahaman
ini  akan  menjadi  landasan  bagi
mahasiswa  untuk  memahami
pengertian perilaku organisasi
3)  Kompetensi Dasar   :   Mahasiswa  mampu  menjelaskan
tentang budaya organisasi .

   












9.2  Penyajian 
A.  Pengertian Budaya Organisasi 
Setiap kita mendirikan  organisasi, maka  suatu hal yang tidak
bisa kita elakkan  munculnya ikatan dalam  berbagai hal  termamsuk
perilaku  setiap  individu  dalam    organisasi  yang  kita  dirikan. 
Misalnya,  dalam  perilaku,  berbicara,  berpakaian,  upacara,  serta
segala hal tinda tanduk baik tidak dan harus berbuat dalam hal-hal
tertentu,  dan  lain-lain  sebagainya.  Yang  disebut  organisasi  tidak
nampak,  yang tampak adalah manusia-manusia anggota organisasi
dan  barang  phisik  milik  organisasi.  Perbedaan  sifat,  perilaku  dan
karakteristik  yang  dapat  mebedakan  suatu  organisasi  dengan
organisasi lain itulah yang disebut budaya organisasi.
Agak  sulit  memang  mendefenisikan  budaya  organisasi.
Namun  demikian  pada  umumnya  para  pakar  mendefenisikan
bahwa  Budaya  Organisasi  ialah  common  understanding
(kebersamaan  pengertian)  para  anggotanya  untuk  berperilaku
sama, baik di luar maupun di dalam organisasinya.
Sebagai  bahan  perbandingan,  berikut  dikutip  beberapa
defenisi  para  pakar  awal-awal  dekade  1990-an  yang  dikutip  oleh
Sigit  dalam  bukunya  Perilaku  Organisasional  (2003:256},  sebagai
berikut :
Ouchi  (1981)  :  Budaya  organisasi  adalah  :    a  set  of  symbols,
ceremoniies,  and  myths  that  communicate  the  underlying  values  and
beliefs  of  that  organization  to  its  employees”  (seperangkat  nilai-nilai,
dan  mitos  yang  mengkomunikatisikan  landasan  nilai-nilai  dan
keyakinan-keyakinan kepada para karyawannya.
Miller  (1984)  :  Budaya  organisasi  adalah  :  “ a  set  of  primary
values  systems  consisting  of  eight  principles,  namely  of  purpose,  of
consesnsus,  of  exellence,  of  performance,  of  empirism,  of  unity,  of
intimacy, and of integrity, as norms or giudance for the corpotate members
in  their  behavior  and  solve  corporate  problems”  (seperangkat  sistem




nilai-nilai  primer  yang  terdiri  atas  delapan  asas,  yaitu  asas  tujuan,
konsesnsus,  keunggulan,  perestasi,  empirisme,  kesatuan,
keakraban,  dan  integritas,  sebagai  norma  atau  pedoman  bagi  para
anggota  korporat  dalam  perilaku  mereka  dan  memecahkan
masaalah-masaalah korporat)”.
Semua  korporat  tentu  meggunakan  nilai-nilai  ini,  tetapi
belum  tentu  menyadari  dan  mengunakannya  sebagai  budaya
organisasi  untuk  mencapai  tujuan  korporat.  Korporat-korporat  di
Amerika  yang  secara  sadar  membudayakan  sekurang-kurangnya
delapan nilai-nilai primer ini, menurut  Miller  dan  teman-temannya
adalah korporat-korporat yang inovatif, produktif, dan efektif. 
Charles  Hampden  Turner,  1994,  p.ii,  mendefinisikan  budaya
organisasi  sebagai  perilaku  yang  tepat,  ikatan-ikatan  dan  motivasi
individu,  dan  menegaskan  solusi  bila  ada  kemenduaan.  Ini
menentukan  cara  dari  organisasi  memproses  informasi,  hubungan
internal,  dan  nilai-nilai  yang  ada.  Budaya  organisasi  harus
difungsikan  pada  setiap  tingkat  organisasi  dari  keadaan  yang
samar-samar  menjadi  suatu  yang  nampak.  Kendali  dan
pemahaman  budaya  organisasi  merupakan  tanggung  jawab
pimpinan  dan  alat  utama  pimpinan  (manager)  mendorong  kinerja
yang tinggi dan memelihara nilai-nilai kebersamaan. 
Andre  Laurent,  secara  praktis  mendefinisikan  budaya
organisasi  sebagai  berikut,  Budaya  organisasi  merefleksikan
asumsi-asumsi  tentang  pelanggan,  karyawan,  misi,  produk,
kegiatan-kegiatan,  dan  asumsi-asumsi  yang  telah  berjalan  baik
pada  waktu  lalu  dan  dituangkan  dalam  norma  tingkah  laku,
harapan-harapan  tentang  legitimasi,  cara  berpikir  dan  bertindak
yang diharapkan.   

   






Budaya Organisasi
-  Bagaimana  orang-orang  melakukan  pekerjaan  disekitarnya
(Nick Georgiades) ;
-  Beginilah cara kami bekerja (Martini Husain) ;
-  Kami  melihat  seperti  apa  yang  ingin  kami  lihat  (Charles
Hampden Turner);
Jaclyn Sherriton dan James L.Stern, 1997, p.26, mendefinisikan
budaya organisasi, berkenaan dengan  lingkungan atau kepribadian
suatu  organisasi,  dengan  berbagai  multi  faset  dimensinnya.
Merupakan  cara  organisasi  bekerja  dilingkungannya  dengan  aura
nya  sendiri, seperti halya kepribadian individu.
Gareth  R.Jones  (1994),  mendefinisikan  budaya  organisasi
sebagai  seperangkat  (kumpulan)  nilai-nilai  bersama  yang
mengendalikan  interaksi  anggota-anggota  organisasi,  diantara
mereka, dan dengan mitra  pendukungnya, pelanggan,  serta orang-
orang lain diluar organisasi. 
Keith  Davis dan Jhon  W Newstrom (1989:60) mengemukakan
bahwa :”organizational culture is the set assumptions, beliefs, values, adn
normsthat is shared  among its  members”.  Selanjutnya  R.Schermerhorn
dan  james  G.Hunt  (1991:340)  mengatakan  bahwa:  “organizational
culture is the system  of shared  beliefs  and  values  that  develops  within  an
organization and guides the behavior of its members”  
Mangkunegara,  (2005:113),  mengemukakan  bahwa  budaya
organisasi  adalah seperangkat asumsi  atau  sistem keyakinan, nilai-
nilai  dan norma-norma  yang  dikembangkan  dalam  organiasi  yang
dijadikan  pedoman  tingkah  laku  bagi  anggota-anggotanya  untuk
mengatasi adaptasi eksternal dan integrasi internal
Disimpulkan  dari  berbagai  pengertian  budaya  organisiasi  di
atas  adalah  seperangkat  asumsi,  nilai  dan  norma  yang
dikembangkan  dalam  organisasi  dan  telah  menjadi  perilaku  para




anggota organisasi didalam mengatasi berbagai permasalahan yang
terjadi di dalam maupun di luar organisasi.

B.  Nilai Budaya  
Nilai  ialah  sesuatu  yang  paling  penting,  di prioritaskan,  dan
di  perjuangkan  untuk  di  realisasikan.  Nilai  budaya  adalah  nilai
yang  di  budayakan,  artinya  nilai  yang  di  gunakan  oleh  suatu
organisasi  dalam  jangka  relatif  lama  sebagai  norma  atu  pedoman
bagi para anggota organisasi dalam berperilaku masalah. Termasuk
nilai  yang  dibudayakan  ialah  keyakinan  dan  ideologi.  Keyakinan
(beliefs) ialah  sesuatu  yang di pandang benar  atau salah, sedangkan
ideologi  ialah  cita-cita  yang  harus  di  wujudkan.  Nilai  apa  yang
dibudayakan oleh  suatu organisasi tergantung pada banyak faktor,
seperti  sejarah  organisasi,  kegagalan,  dan  kesuksesan,  geografi,
suku,  ras,  agama, turunan (heritage), dan lain-lain.  Seperti manusia,
organisasi  juga  punya  nilai-nilai,  tidak  hanya  satu  atau  beberapa
nilai  saja, melainkan banyak.  Misalnya  jam  datang dan jam  pulang
kerja,  penghormatan  terhadap  superodinaten  (atasan),  upacara,
upacara  pada  waktu  berpapasan,  cara  bertelpon,  syarat  kenaikan
pangkat/promosi,  gaya  bahasa,  pakaian  yang  disandang,  dan
sebagainya.  Oleh  sebab  itu  jika  kita  akan  mengakses  budaya  yang
digunakan  oleh  suatu  organisasi,  maka  kita tanyakan sejauh  mana
nilai-nilai  tertentu  digunakan  sebagai  budaya.  Misalnya  Ouchi
(1981),  menggunakan  tujuh  nilai  untuk  mengukur  dan
membandingkan  antara  budaya  korporat  Jepang  dan  korporat
Amerika :
1)  Komitmen pada karyawan,
2)  Evaluasi terhadap karyawan,
3)  Karir,
4)  Kontrol,






5)  Pembuatan keputusan,
6)  Tanggung jawab, dan
7)  Perhatian pada manusia.
Hofstede  (1997)  menggunakan  empat  nilai  untuk
membedakan  budaya  antara  suatu  bangsa    dengan  bangsa  lain,
yaitu : 
1)  Jarak kekuasaan, 
2)  Individualisme vs. Kolektifisme,
3)  Maskulin vs. Feminin, dan
4)  Penolakan terhadap ketidakpastian.
Senada  dengan  Hofsede  di  atas,  Ndraha  (2003:45),
mengemukakan  bahwa  budaya  merupakan  identitas  dan  citra
suatu  masyarakat.  Identitas  ini  dibentuk  oleh  beberapa  faktor
seperti  sejarah,  kondisi  dan  sisi  geografis,  sistem-sistem  sosial
politik dan ekonomi.
Jadi,  orang  berbeda-beda  dalam  penggunaan  nilai  untuk
mengetahui  budaya  sesuatu  organisasi  budaya  apa  atau  nilai  apa
yang  ingin  diketahuinya.  Namun  jika  kita  ingin  mambandingkan
bagaimana  sesuatu  budaya,  diperbandingkan  diantara  beberapa
organisasi,  kita  harus  menggunakan  nilai  yang  sama  untuk
mengaksesnya. Jika tidak, tidak mungkin diperbandingkan. 

C.  Dimensi Nilai Budaya
Nilai  budaya  itu  memiliki  dua  dimensi,  yaitu  kandungan
(content)  dan  kekuatan  (strengeth).  Yang  dimaksud  dengan
kandungan  ialah “apa”  dan  disebut  secara  spesifik yang dijadikan
nilai  itu.  Ini  harus  ditegaskan,  karena  dalam  kehidupan  manusia
(organisasi) banyak  sekali nilai- nilai. Seperti yang  digunakan oleh
Ouchi  tujuh  nilai,  Hofstede  empat  nilai,  Quinn  empat  nilai,  dan
Miller  delapan  nilai,  seperti  yang  tersebut  diatas  tadi  adalah  nila-




nilai spesifik, nilai apa. Kekuatan nilai ditunjukan oleh sejauh mana
dipahami  dan  diikuti  nilai  budaya  itu  oleh  sebagian  terbesar
anggota  organisasi.  Jadi,  jika  diikuti  oleh  sebagian  tebesar  para
anggota maka budaya organisasi itu kuat.

D.  Tiga Jenjang Budaya
Menurut  Schein  (1992)  budaya  itu  dapat  dilihat  dari  tiga
jenjang (levels,  aras) yaitu  jenjang atas,  dan  jenjang bawah. Jenjang
atas  ialah  „artifacts  and  creations ,  yaitu  benda-benda  atau  barang-
barang  hasil  ciptaan  manusia,  jenjang  tengah  ialah  „values   (nilai-
nilai); dan jenjang bawah ialah „as-sumptions  (asumsi-asumsi). 
Untuk  mewujudkan  tertanamnya  Budaya  Organisasi  harus
didahului  dengan  adanya  Integrasi  atau  kesatuan  pandangan
barulah  pendekatan  manajerial  (Bennet,1995.  loc.cit,  p.43).  Dapat
dilaksanakan antara lain berupa : 
1)  Menciptakan  bahasa  yang  sama  dan  warna  konsep  yang
muncul. 
2)  Menentukan batas-batas antar kelompok. 
3)  Distribusi wewenang dan status. 
4) Mengembangkan  syariat,  tharekat  dan  ma rifat  yang
mendukung norma kebersamaan. 
5)  Menentukan imbalan dan ganjaran. 
6)  Menjelaskan perbedaan agama dan ideologi.

E.  Karakterisitik Budaya organisasi 
Budaya  organisasi  memiliki  karakteristik  tersendiri.
Karakterisik  budaya  organisasi  adalah  terdapat  pada  inisiatif
individu,  toleransi,  mempunyai  arah,  terintegrasi,  dukungan  dari
manajemen dan lain-lain.






 Robbins  (2007),  menyatakan  untuk  menilai  kualitas  budaya
organisasi suatu organisasi dapat dilihat dari sepuluh faktor utama,
yaitu sebagai berikut:
1.  Inisiatif  individu,  yaitu  tingkat  tanggung  jawab,  kebebasan
dan independensi yang dipunyai individu. 
2.  Toleransi  terhadap tindakan  beresiko,  yaitu sejauhmana para
pegawai  dianjurkan  untuk  bertindak  agresif,  inovatif,  dan
berani mengambil resiko. 
3.  Arah,  yaitu  sejauhmana  organisasi  tersebut  menciptakan
dengan jelas sasaran dan harapan mengenai prestasi. 
4.  Integrasi, yaitu tingkat sejauhmana unit-unit dalam organisasi
didorong untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi. 
5.  Dukungan  Manajemen,  yaitu  tingkat  sejauhmana  para
manajer  memberi   komunikasi  yang  jelas,  bantuan  serta
dukungan terhadap bawahan mereka. 
6.  Kontrol,  yaitu  jumlah  peraturan  dan  pengawasan  langsung
yang  digunakan  untuk  mengawasi  dan  mengendalikan
perilaku pegawai. 
7.  Identitas,  yaitu  tingkat  sejauhmana  para  anggota
mengidentifikasi  dirinya  secara  keseluruhan  dengan
organisasinya daripada  dengan  kelompok  kerja tertentu  atau
dengan bidang keahlian profesional. 
8.  Sistem  imbalan,  yaitu  tingkat  sejauhmana  alokasi  imbalan
(kenaikan  gaji,  promosi)  didasarkan  atas  kriteria  prestasi
pegawai  sebagai  kebalikan  dari  senioritas,  pilih  kasih,  dan
sebagainya. 
9.  Toleransi  terhadap  konflik,  yaitu  tingkat  sejauhmana  para
pegawai didorong untuk mengemukakan konflik kritik secara
terbuka. 






10.  Pola-pola  komunikasi,  yaitu  tingkat  sejauhmana  komunikasi
organisasi dibatasi oleh hirarki kewenangan yang formal.
Apabila 10 faktor utama di atas terintergrasi dalam kerja-kerja
organisasi  maka  tidak bisa  dipungkri  organisasi  tersebut  memiliki
kualitas  budaya  yang  cukup  handal  dan  kemungkinan  saja  bisa
menaikkan pamor organisasi itu sendiri.

F.  Budaya Kerja 
Guna  mengendalikan  kedisiplinan  pegawai  agar
mendapakan  hasil  yang  maksimal  maka  perlu  dilakukan  inovasi
pengendalian  kualitas  pekerjaan  melalui  penciptaan  perilaku
budaya  kerja  yang  baik  dalam  bekerja  pada  setiap  melaksanakan
aktifitas. 
Budaya-budaya  kerja  yang  baik  tersebut  dian-
taranya  adalah:  Bersih,  Rapih,  Teliti,  Rajin  atau  Disiplin  dan  lain-
lain.  Hampir  disetiap  setiap  area  kerja  atau  work  shop  kita  sering
melihat  papan  informasi  yang  bertuliskan  informasi  5K,  atau  5R
atau  5S,  semua  itu  adalah  untuk  mengingatkan  kita  sebagai
pelaksana aktifitas didalam area kerja atau work shop tersebut agar
kita selalu selalu  berprilaku seperti harapan  yang ada dalam  papan
informasi  tersebut. Namun  demikian  perlaku  pekerja  termasuk
juga  situasi  dan  kondisi  tempat  kerja  harus  diatur  sesuai  dengan
harapan dalam informasi tersebut yakni dengan menerapkan 
Prilaku  pekerja  maupun  kondisi  tempat  kerja  perlu  juga
diatur  agar  kualitas  hasil  pekerjaan  bisa  maksimal,  yaitu  dengan
menerapkan  5K  atau  5R  atau  5S  di  tempat  kerja. Yang  dimaksud
dengan  5K  adalah  kepanjangannya  adalah:  Ketelitian,  Kerapihan,
Kebersihan, Kesegaran dan Kedisiplinan. 

   





G.  Soal Latihan 
1.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan budaya organisasi
2.  Jelaskan  pula  pengertian  dari  nilai  budaya  dan  berikan
contohnya.
3.  Menurut  Hofstede    (1980)  terdapat  empat  nilai  untuk
membedakan  budaya  antara  suatu  bangsa    dengan  bangsa
lain, sebutkan. 
4.  Jelaskan dua dimensi nilai budaya.
5.  Jelaskan tiga jenjang budaya menurut Schein.
6.  Bagaimana tanggapan anda terhadap 10 karakterisitik budaya
organisasi. Jelaskan dilengkapi contoh-contoh kongrit.
7.  Budaya  kerja  yang  bagaimana  yang  seharusnya  dapat
diciptakan dalam tempat kerja. Jelaskan

   




















DAFTAR PUSTAKA


Anoraga,Panji  dan  Sri  Suyati,1995,  Perilaku  Keorganisasian,  Pustaka
Jaya, Jakarta
Arifin,  Anwar,  2003,  Komunikasi  Politik  (Paradigma-Teori-Aplikasi-
Strategi & Komunikasi Politik Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta
Bennet, Luthans, F., 1995, Organizational Behavior, 7th Ed., McGraw-
Hill International Edition. 
Bimo,  Walgito.  2004,    Pengantar  Psikologi  Umum  .  Yogyakarta, 
Andi Offset
Charles,  Hampden  Turner,  1992,  Creating  Corporate  Culture,
business Economics, Penerbit London
Davis, Keith, & Newsstrom, W, Jhon, 1989,  Human Behavior A Work;
Organizational  Behavior,  New  York  McGraw  Hill
International
Djatmiko, Yayat Hayati, 2003, Perilaku Organisasi, Penerbit Alfabeta,
Bandung
Gerungan,  W.A.,  (2009),  Psikologi  Sosial,  PT  Refika  Asitama,
Bandung. 
Gibson, James,L. 2000. Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Edisi
ke-5. Cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Gitosudarmo,  Indriyo,  2000,  Perilaku  Keorganisasian,  BPFE,
Yogyakarta
Hampden,  Charles  Turner,  1994,  Colporate  Culture,  London,  Judy
Piatkus Ltd.

 115

No comments: