Orang Jawa, orang Indonesia, orang
Timur senang dengan kebatinan.
Kebatinan adalah laku, usaha dengan melalui rasa, hati yang bening, untuk mengetahui urip sejati, hidup sejati. Laku batin tersebut dilandasi perbuatan dan perilaku yang baik, budi luhur, hati bersih suci, dengan selalu mendekatkan diri dan manembah kepada Gusti, Tuhan.
Beberapa pengalaman akan dialami oleh pelaku kebatinan, ada yang enak, ada yang dirasa berat, semua itu adalah bumbu-bumbu kehidupan dalam menapaki jalan Ilahi.
Pengalaman puncak pelaku kebatinan/ spiritualis adalah kenyataan bahwa dirinya sebagai kawulo berada dalam hubungan serasi dengan Gusti, Tuhan.
Istilah populernya adalah :
Kebatinan adalah laku, usaha dengan melalui rasa, hati yang bening, untuk mengetahui urip sejati, hidup sejati. Laku batin tersebut dilandasi perbuatan dan perilaku yang baik, budi luhur, hati bersih suci, dengan selalu mendekatkan diri dan manembah kepada Gusti, Tuhan.
Beberapa pengalaman akan dialami oleh pelaku kebatinan, ada yang enak, ada yang dirasa berat, semua itu adalah bumbu-bumbu kehidupan dalam menapaki jalan Ilahi.
Pengalaman puncak pelaku kebatinan/ spiritualis adalah kenyataan bahwa dirinya sebagai kawulo berada dalam hubungan serasi dengan Gusti, Tuhan.
Istilah populernya adalah :
Jumbuhing kawulo Gusti - Hubungan
serasi kawulo Gusti
Manunggaling kawulo Gusti - Manunggalnya kawulo Gusti
Pamore kawulo Gusti -Bersatunya kawulo Gusti
Manunggaling kawulo Gusti - Manunggalnya kawulo Gusti
Pamore kawulo Gusti -Bersatunya kawulo Gusti
Yang intinya berarti : Seorang anak
manusia telah berada dikehidupan sejati dalam lindungan keagungan Tuhan.
Timbulnya kebatinan
Timbulnya kebatinan sebenarnya adalah hal logis, setelah manusia dalam pengalaman menjalani kehidupan ini, menemukan fakta bahwa hidup dan alam ini , tidak hanya terdiri dari benda-benda dan zat-zat yang lahir saja. Selain yang lahir, yang kasat mata, ada juga hal-hal yang tidak terlihat oleh mata, tetapi sebenarnya ada, eksis.
Selain ada yang konkrit , ada yang abstrak, yang diakui oleh siapapun, seperti : pikiran, gagasan, batin dsb. Jelas, selain lahir ,ada batin.
Sebelum sesuatu termanifestasi, muncul, lahir, sesuatu itu berada dulu didalam angan-angan, pikiran, yaitu batin.
Setiap tindakan yang dilakukan, muncul dialam lahir, tentu sebelumnya di-batin dulu.
Batin itu luas dan dalam
Dengan pengertian dasar seperti diatas, maka yang termasuk lahir adalah apa saja yang kelihatan oleh mata, sedangkan yang tidak kelihatan termasuk ranah batin.
Pandangan yang ditangkap mata juga ada dua.
Pertama : Yang bisa dilihat oleh mata lahir, mata biasa.
Kedua : Ada orang yang tajam mata batinnya, sehingga mampu melihat yang oleh kebanyakan orang disebut gaib.
Perlu diketahui bahwa setiap orang secara alami,dari “ sononya” juga dilengkapi, memiliki mata batin. Itu anugerah Tuhan, bukan takhayul!
Tetapi kemampuan fungsi mata batin, sejak anak kecil telah dikalahkan oleh logika, yang ditanamkan oleh orang tua dan pergaulan umum.
Tidak hanya mata batin yang ditutup; kepekaan otak , rasa dan indra yang lain , juga ditutup.
Jadi yang terjadi sesungguhnya,kepekaan mata batin, otak batin, rasa batin , itu tidak hilang, hanya sengaja ditutup atau dihalangi atau tidak dikembangkan. Alasannya : Tidak sesuai dengan logika.
Oleh karena perangkat-perangkat batin secara alami dan sah dimiliki setiap manusia, maka hal tersebut tak bisa dihilangkan. Sekali lagi, yang terjadi hanyalah fungsinya tidak dihidupkan.
Seorang manusia yang terbuka mata lahir dan batinnya, tetap berfungsi otak dan rasa batinnya, dia bisa melihat dan memahami yang kelihatan dan “ yang tidak kelihatan”.
Sehingga yang disebut dunia nyata itu relatif. Ini tidak perlu diperdebatkan.
Kesimpulannya sebagai berikut :
Bagi saudara-saudara kita yang fungsi perangkat-perangkat batinnya tidak diaktifkan, dibiarkan tertutup, yang dilihat adalah yang nyata secara konkrit. Itu bagus, wajib bersyukur kepada Tuhan, karena mempunyai mata, otak dan panca indra normal yang berfungsi bagus.
Sementara itu, saudara-saudara kita yang perangkat-perangkatnya berfungsi lahir batin, mampu melihat dan mengetahui bahwa kenyataan itu terdiri dari dua hal, yaitu :
Yang nyata bagi setiap orang ditambah “ yang tidak kelihatan”
Ini sebenarnya hal yang normal saja, katakanlah bahwa orang tersebut memanfaatkan sepenuhnya karunia yang diberikan oleh Tuhan.
Membuka kembali perangkat-perangkat batin.
Karena yang mempunyai kemampuan melihat termasuk hal-hal yang disebut gaib jumlahnya sedikit, orang-orang seperti itu secara salah kaprah dipandang mempunyai kemampuan diatas normal, ada yang menyebut mereka paranormal, bahkan supernormal dlsb.
Untuk membuat keadaan lebih ramai, orang-orang yang disebut paranormal itu senang dengan julukan itu dan memanfaatkan kesempatan ( katanya ini lumrah , masih manusiawi) untuk mendapatkan rejeki dari situ.
Lalu memberikan konsultasi, tidak lagi berdasarkan suka rela sebagai sesama manusia mahluk Tuhan, tetapi ada tarifnya, harus dibayar. Mudah-mudahan, mereka memberikan petunjuk dan pendapat yang benar, tidak akal-akalan. Kalau yang minta tolong orang yang tidak punya dan lagi susah, mudah-mudahan digratiskan, bahkan dibantu uang transportnya untuk pulang naik bis!
Ini semua tentu terpulang kepada watak, nurani dan tingkat kesadaran spiritualnya.
Supaya anda tidak perlu ke “paranormal” kalau lagi bingung atau punya masalah, selain perlu lebih banyak berdoa kepada Tuhan, tenangkan perasaan anda, kendalikan emosi, mulailah berlatih santai membuka kembali fungsi-fungsi perangkat “gaib” yang anda miliki.
Tentu untuk itu anda harus sabar, melatih diri, karena perangkat-perangkat itu sudah lama sekali tidak difungsikan. Kalau terbukanya terlalu cepat atau tiba-tiba, nanti anda kaget dan bisa mengalami goncangan jiwa.
Pelaksanaan dan latihan tersebut hanya melibatkan dan berhubungan dengan diri anda sendiri dan diberkati oleh Tuhan.
Latihan mengolah batin, bisa dilakukan sendiri atas dasar kemantapan hati yang pasrah total kepada Gusti atau dengan petunjuk atau bimbingan seseorang yang lebih senior dalam olah kebatinan, yang biasanya disebut Guru.
Bimbingan Guru Laku tersebut untuk menghindari dari beraneka gangguan dan hal-hal yang negatif, sehingga tidak keliru tujuan sejatinya. Silahkan, anda bebas menentukan pilihan.
Yang penting anda yakin selalu berada dijalan yang hakiki, yang benar, yang menjadi hak anda dan itu adalah jalan Ilahi.
Menjalani, mempelajari, melatih olah kebatinan atau spiritualitas menurut istilah universal, itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan takhayul, mahluk-mahluk halus yang mendiami tempat-tempat angker, santet dan hal-hal semacam itu.
Kebatinan adalah jalan yang mulia, metode untuk menghayati kebenaran sejati, mengenali diri sejati, hidup sejati, sehingga hubungannya dengan Tuhan, serasi.
Ada yang menyebut keadaan seperti itu : Wis tinarbuko, bahasa Jawa, sudah terbuka batinnya yang tinggi, sudah mendapat Pencerahan – Enlightment – Pepadhang.
Ada yang menyebut Unio Mystica – Persatuan mistis kawulo Gusti . Dalam pemahaman spiritualitas universal dikatakan : Aku ketemu Higher-Self, diri yang lebih tinggi/ Pribadi atau bahkan bisa ketemu dengan Highest –Self – Pribadi Sejati.
Inilah initi kebatinan yang sesungguhnya.
JagadKejawen,
Suryo S. Negoro
Timbulnya kebatinan
Timbulnya kebatinan sebenarnya adalah hal logis, setelah manusia dalam pengalaman menjalani kehidupan ini, menemukan fakta bahwa hidup dan alam ini , tidak hanya terdiri dari benda-benda dan zat-zat yang lahir saja. Selain yang lahir, yang kasat mata, ada juga hal-hal yang tidak terlihat oleh mata, tetapi sebenarnya ada, eksis.
Selain ada yang konkrit , ada yang abstrak, yang diakui oleh siapapun, seperti : pikiran, gagasan, batin dsb. Jelas, selain lahir ,ada batin.
Sebelum sesuatu termanifestasi, muncul, lahir, sesuatu itu berada dulu didalam angan-angan, pikiran, yaitu batin.
Setiap tindakan yang dilakukan, muncul dialam lahir, tentu sebelumnya di-batin dulu.
Batin itu luas dan dalam
Dengan pengertian dasar seperti diatas, maka yang termasuk lahir adalah apa saja yang kelihatan oleh mata, sedangkan yang tidak kelihatan termasuk ranah batin.
Pandangan yang ditangkap mata juga ada dua.
Pertama : Yang bisa dilihat oleh mata lahir, mata biasa.
Kedua : Ada orang yang tajam mata batinnya, sehingga mampu melihat yang oleh kebanyakan orang disebut gaib.
Perlu diketahui bahwa setiap orang secara alami,dari “ sononya” juga dilengkapi, memiliki mata batin. Itu anugerah Tuhan, bukan takhayul!
Tetapi kemampuan fungsi mata batin, sejak anak kecil telah dikalahkan oleh logika, yang ditanamkan oleh orang tua dan pergaulan umum.
Tidak hanya mata batin yang ditutup; kepekaan otak , rasa dan indra yang lain , juga ditutup.
Jadi yang terjadi sesungguhnya,kepekaan mata batin, otak batin, rasa batin , itu tidak hilang, hanya sengaja ditutup atau dihalangi atau tidak dikembangkan. Alasannya : Tidak sesuai dengan logika.
Oleh karena perangkat-perangkat batin secara alami dan sah dimiliki setiap manusia, maka hal tersebut tak bisa dihilangkan. Sekali lagi, yang terjadi hanyalah fungsinya tidak dihidupkan.
Seorang manusia yang terbuka mata lahir dan batinnya, tetap berfungsi otak dan rasa batinnya, dia bisa melihat dan memahami yang kelihatan dan “ yang tidak kelihatan”.
Sehingga yang disebut dunia nyata itu relatif. Ini tidak perlu diperdebatkan.
Kesimpulannya sebagai berikut :
Bagi saudara-saudara kita yang fungsi perangkat-perangkat batinnya tidak diaktifkan, dibiarkan tertutup, yang dilihat adalah yang nyata secara konkrit. Itu bagus, wajib bersyukur kepada Tuhan, karena mempunyai mata, otak dan panca indra normal yang berfungsi bagus.
Sementara itu, saudara-saudara kita yang perangkat-perangkatnya berfungsi lahir batin, mampu melihat dan mengetahui bahwa kenyataan itu terdiri dari dua hal, yaitu :
Yang nyata bagi setiap orang ditambah “ yang tidak kelihatan”
Ini sebenarnya hal yang normal saja, katakanlah bahwa orang tersebut memanfaatkan sepenuhnya karunia yang diberikan oleh Tuhan.
Membuka kembali perangkat-perangkat batin.
Karena yang mempunyai kemampuan melihat termasuk hal-hal yang disebut gaib jumlahnya sedikit, orang-orang seperti itu secara salah kaprah dipandang mempunyai kemampuan diatas normal, ada yang menyebut mereka paranormal, bahkan supernormal dlsb.
Untuk membuat keadaan lebih ramai, orang-orang yang disebut paranormal itu senang dengan julukan itu dan memanfaatkan kesempatan ( katanya ini lumrah , masih manusiawi) untuk mendapatkan rejeki dari situ.
Lalu memberikan konsultasi, tidak lagi berdasarkan suka rela sebagai sesama manusia mahluk Tuhan, tetapi ada tarifnya, harus dibayar. Mudah-mudahan, mereka memberikan petunjuk dan pendapat yang benar, tidak akal-akalan. Kalau yang minta tolong orang yang tidak punya dan lagi susah, mudah-mudahan digratiskan, bahkan dibantu uang transportnya untuk pulang naik bis!
Ini semua tentu terpulang kepada watak, nurani dan tingkat kesadaran spiritualnya.
Supaya anda tidak perlu ke “paranormal” kalau lagi bingung atau punya masalah, selain perlu lebih banyak berdoa kepada Tuhan, tenangkan perasaan anda, kendalikan emosi, mulailah berlatih santai membuka kembali fungsi-fungsi perangkat “gaib” yang anda miliki.
Tentu untuk itu anda harus sabar, melatih diri, karena perangkat-perangkat itu sudah lama sekali tidak difungsikan. Kalau terbukanya terlalu cepat atau tiba-tiba, nanti anda kaget dan bisa mengalami goncangan jiwa.
Pelaksanaan dan latihan tersebut hanya melibatkan dan berhubungan dengan diri anda sendiri dan diberkati oleh Tuhan.
Latihan mengolah batin, bisa dilakukan sendiri atas dasar kemantapan hati yang pasrah total kepada Gusti atau dengan petunjuk atau bimbingan seseorang yang lebih senior dalam olah kebatinan, yang biasanya disebut Guru.
Bimbingan Guru Laku tersebut untuk menghindari dari beraneka gangguan dan hal-hal yang negatif, sehingga tidak keliru tujuan sejatinya. Silahkan, anda bebas menentukan pilihan.
Yang penting anda yakin selalu berada dijalan yang hakiki, yang benar, yang menjadi hak anda dan itu adalah jalan Ilahi.
Menjalani, mempelajari, melatih olah kebatinan atau spiritualitas menurut istilah universal, itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan takhayul, mahluk-mahluk halus yang mendiami tempat-tempat angker, santet dan hal-hal semacam itu.
Kebatinan adalah jalan yang mulia, metode untuk menghayati kebenaran sejati, mengenali diri sejati, hidup sejati, sehingga hubungannya dengan Tuhan, serasi.
Ada yang menyebut keadaan seperti itu : Wis tinarbuko, bahasa Jawa, sudah terbuka batinnya yang tinggi, sudah mendapat Pencerahan – Enlightment – Pepadhang.
Ada yang menyebut Unio Mystica – Persatuan mistis kawulo Gusti . Dalam pemahaman spiritualitas universal dikatakan : Aku ketemu Higher-Self, diri yang lebih tinggi/ Pribadi atau bahkan bisa ketemu dengan Highest –Self – Pribadi Sejati.
Inilah initi kebatinan yang sesungguhnya.
JagadKejawen,
Suryo S. Negoro
Sumber: |www.jagadkejawen.com|
No comments:
Post a Comment