Perilaku
Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang
perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi
serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun
organisasi).[1]
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah
akademik khusus yang mempelajari organisasi,
dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi,
sosiologi,
ilmu politik,
antropologi
dan psikologi.
Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya manusia dan psikologi industri.
Tinjauan umum
Studi organisasi adalah telaah tentang
pribadi dan dinamika kelompok dan konteks organisasi,
serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam
organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk
memahami dan menyusun model-model dari faktor-faktor ini.
Seperti halnya dengan semua ilmu sosial,
perilaku organisasi berusaha untuk mengontrol, memprediksikan, dan menjelaskan. Namun ada
sejumlah kontroversi mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap
perilaku pekerja. Karena itu, perilaku organisasi (dan studi yang berdekatan
dengannya, yaitu psikologi industri) kadang-kadang dituduh telah
menjadi alat ilmiah bagi pihak yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan
itu, Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan
organisasi dan keberhasilan kerja.
Sejarah
Meskipun studi ini menelusuri akarnya
kepada Max Weber
dan para pakar yang sebelumnya, studi organisasi biasanya dianggap baru dimulai
sebagai disiplin akademik bersamaan dengan munculnya manajemen ilmiah pada
tahun 1890-an, dengan Taylorisme yang mewakili puncak dari gerakan ini. Para tokoh
manajemen ilmiah berpendapat bahwa rasionalisasi terhadap organisasi dengan
rangkaian instruksi dan studi tentang gerak-waktu akan menyebabkan peningkatan
produktivitas. Studi tentang berbagai sistem kompensasi
pun dilakukan.
Setelah Perang Dunia I,
fokus dari studi organisasi bergeser kepada analisis tentang bagaimana
faktor-faktor manusia dan psikologi memengaruhi organisasi. Ini adalah
transformasi yang didorong oleh penemuan tentang Dampak Hawthorne. Gerakan hubungan
antar manusia ini lebih terpusat pada tim, motivasi, dan
aktualisasi tujuan-tujuan individu di dalam organisasi.
Para pakar terkemuka pada tahap awal ini
mencakup:
- Chester Barnard
- Henri Fayol
- Mary Parker Follett
- Frederick Herzberg
- Abraham Maslow
- David McClelland
- Victor Vroom
Perang Dunia II
menghasilkan pergeseran lebih lanjut dari bidang ini, ketika penemuan logistik
besar-besaran dan penelitian operasi
menyebabkan munculnya minat yang baru terhadap sistem dan pendekatan
rasionalistik terhadap studi organisasi.
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, bidang ini
sangat dipengaruhi oleh psikologi sosial dan tekanan dalam studi
akademiknya dipusatkan pada penelitian kuantitatif.
Sejak tahun 1980-an, penjelasan-penjelasan
budaya tentang organisasi dan perubahan menjadi bagian yang penting dari studi
ini. Metode-metode kualitatif dalam studi ini menjadi makin diterima, dengan
memanfaatkan pendekatan-pendekatan dari antropologi,
psikologi
dan sosiologi.
Keadaan bidang studi ini sekarang
Perilaku organisasi saat ini merupakan
bidang studi yang berkembang. Jurusan studi organisasi pada umumnya ditempatkan
dalam sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak universitas yang juga mempunyai
program psikologi industri dan ekonomi industri pula.
Bidang ini sangat berpengaruh dalam dunia
bisnis dengan para praktisi seperti Peter Drucker
dan Peter Senge yang mengubah
penelitian akademik menjadi praktik bisnis. Perilaku organisasi menjadi semakin
penting dalam ekonomi global ketika orang dengan berbagai latar belakang dan
nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien. Namun
bidang ini juga semakin dikritik sebagai suatu bidang studi karena
asumsi-asumsinya yang etnosentris dan pro-kapitalis (lihat Studi Manajemen Kritis)
Tantangan Bisnis yang akan datang
- Masalah: Meningkatnya produktivitas tenaga kerja. Tantangan bisnis ke depan adalah bagaimana menciptakan keunggulan bersaing dan mempertahankan kesinambungan bisnis sehingga tuntutan peningkatan produktivitas kerja menjadi suatu keharusan. Upaya peningkatan produktivitas kerja diantaranya melalui perubahan perilaku.
- Peningkatan keahlian tenaga kerja. Keahlian dinyatakan dalam 3 bentuk: keahlian berkonsep, keahlian teknis dan keahlian teknologi.
- Menurunnya tingkat kesetiaan karyawan
- Respon atas era globalisasi (hilangnya batas waktu dan ruang), yakni globalisasi ekonomi dan globalisasi perusahaan.
- Budaya keanekaragaman tenaga kerja.
- Munculnya peniru temporer, yakni terdapat pergantian karena adanya persaingan sehingga daur hidup produk semakin singkat. Untuk itu produk yang jenuh membutuhkan inovasi-inovasi, salah satunya dengan cara menaikkan tingkat ketrampilan.
- Peningkatan kualitas pelayanan, produk, dan layanan purna jual.
- Tuntutan dalam beretika bisnis.
Rujukan
1.
^ (Inggris) Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge (2010). Organizational Behavior.
Prentice Hall. ISBN
978-0132163842.
- Weick, Karl E. The Social Psychology of Organizing ed. ke-2 McGraw Hill (1979) ISBN 0-07-554808-9.
- Simon, Herbert A. Administrative Behavior: A Study of Decision-Making Processes in Administrative Organizations ed. ke-4 The Free Press (1997) ISBN 0-684-83582-7.
- Sejarah I/O
- Pengantar kepada Perilaku Organisasi
- Barley, S., & Kunda, G. (1992) "Design and devotion: Surges of rational and normative ideologies of control in managerial discourse", Administrative Science Quarterly, vol. 37, hlm. 363-399.
- Research on Organizations: Database bibliografi dan peta
No comments:
Post a Comment