Link Sukses

Banner 728x90 :

Sunday 13 December 2015

Perilaku Kelompok dalam Organisasi



     
A.  Teori Pembentukan Kelompok
Sebagai  makhluk  sosial  menusia  tidak  bisa  dipisahkan  dari
kelompok.  Kelompok  merupakan  bagian  dari  kehidupan  manusia.
Tiap  hari  manusia  akan  terlibat  dalam  aktivitas  kelompok.
Demikian  pula  kelompok  merupakan  bagian  dari  kehidupan
organisasi. 
Menurut  Thoha  (2007:80)  mengemukakan  bahwa  banyak
teori  yang  mecoba  mengembangkan  suatu  anggapan  mengenai
awal  mula  terbentuk  dan  tumbuhnya  suatu  kelompok.  Teori  yang
sangat  dasar  tentang  terbentuknya  kelompok  ini  ialah  mencoba
menjelaskan  tentang adanya afiliasi di  antara orang-orang tertentu.
Teori ini disebut propinquity atau teori kedekatan, artinya seseorang
berhubungan  dengan  orang  lain  disebabkan  karena  adanya
kedekatan  ruang  dan  daerahnya  (Spatial and  geographical proximiti).
Teori  ini  mencoba  untuk  meramalkan  bahwa  seorang  mahasiswa
yang  duduk  berdekatan  dengan  seorang  mahasiswa  lain  di  kelas
akan  lebih  mudah  membentuk  suatu  kelompok  dibandingkan
dengan  mahasiswa  yang  duduk  berjauhan.  Dalam  sutu  kantor,
pegawai-pegawai  yang  bekerja  dalam  ruangan  yang  sama  atau
yang berdekatan akan mudah bergabung dan  membuat hubungan-
hubungan  yang  menimbulkan  adanya  kelompok,  dibandingkan
dengan  pegawai-pegawai  yang  secara  fisik  terpisahkan  satu  sama
lain. 
 Teori  pembentukan  kelompok    yang  lebih  komprehensif
adalah  suatu  teori  yang  berasal  dari  George  Homans.(dalam  Thoha
2007:80).  Teorinya  berdasarkan  pada  aktivitas-aktivitas,interaksi-
interaksi,dan  sentimen-sentimen  (perasaan  atau  emosi).  Tiga
elemen  ini  satu sam  lain  berhubungan  secara  langsung,  dan  dapat
dijelaskan sebagai berikut :
 
(1)  Semakin  banyak  aktivitas-aktivitas  seseorang  dilakukan
dengan  orang  lain  (shared),  semakin  beraneka  interaksi-
interaksinya,dan  juga  semakin  kuat  tumbuhnya  sentimen-
sentimen mereka.
(2)  Semakin  banyak  interaksi-interaksi  diantara  orang-orang,
maka  semakin  banyak  kemungkinan  aktivitas-aktivitas  dan
sentimen yang ditularkan (shared) pada orang lain.
(3)  Semakin  banyak  aktivitas  dan  sentimen  yang  ditularkan 
pada  orang  lain,  dan  semakin  banyak  sentimen  seseorang
dipahami  oleh  orang  lain,  maka  semakin  banyak
kemungkinan ditularkannya aktivitas dan interaksi-interaksi.
Salah  satu  teori  yang  agak  menyeluruh  (comprehensive)
penjelasannya  tentang  pembentukan  kelompok  ialah  teori
keseimbangan  (a  balance  theory  of  group  formation),  yang
dikembangkan  oleh  Theodore  Newcomb.  (Dalam  Thoha,  2003  81).
Teori  ini  menyatakan  bahwa  seseorang  tertarik  kepada  yang  lain
adalah didasarkan atas kesamaan sikap didalam menanggapi suatu
tujuan yang relevan satu sama lain.
Teori  lain  yang  sekarang    ini  sedang  mendapat  perhatian
betapa  pentingnya  didalam  memahami  terbentuknya  kelompok,
ialah  Teori  pertukaran  (exchange  teori).  Teori  ini  ada  kesamaan
fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja.
Teori  pertukaran  kelompok  berdasarkan  atas  interaksi  dan
susunan  hadiah–biaya-dan    hasil.    Suatu  tingkat  positif    yang
minim  (hadiah  lebih  besar  daripada  biaya)  dari  suatu  hasil  harus
ada, jikalau diinginkan terdapatnya daya tarik dan afiliasi.
Teori  lain  dari  pembentukan  kelompok  adalah  didasarkan
atas  alasan–alasan  praktis  (practicalities  of  group  formation).  Contoh
dari  teori  ini,  antara  lain  karyawan–karyawan  suatu  organisasi
mungkin  dapat  mengelompok  disebabkan  karena  alasan  ekonomi,


keamanan  atau  alasan-alasan  sosial.  Secara  logis,  karyawan–
karyawan  yang  mendasarkan  pertimbangan  ekonomi  bisa  bekerja
dalam  suatu  proyek  karena  dibayar  untuk  itu,  atau  mereka  dapat
bersama-sama  didalm  serikat  buruh  karena  mempunyai  tuntutan
yang  sama  tentang  kenaikan  upah.  Untuk  alasan  keamanan,
bersatunya kedalam  suatu  kelompok  karena membuat  dirinya  satu
front  untuk  menghadapi  deskriminasi,  pemecatan,  perlakuan,
sepihak,  dan  lain  sebagainya.  Demikian  seterusnya  alasan-alasan
praktis ini membuat orang-orang dapat mengelompok dalam suatu
group.
Dari  pemahaman  beberapa  teori  pembentukan  kelompok
seperti  yang  diuraikan  diatas,  dapat  kemudian  diidentifikasikan
karakteristik dari suatu  kelompok itu.  Menurut Reitz,  karakteristik
yang menonjol dari suatu kelompok itu,  antara lain:
(1)  Adanya dua orang atau lebih
(2)  Yang berinteraksi satu sama lainnya
(3)  dan melihat dirinya sebagai suatu kelompok.
Oleh sebab  itu  Gito  Sudarmo  (2000:57), memberikan  defenisi
kelompok sebagai dua orang atau lebih berkumpul dan berinteraksi
serta saling tergantung  untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
Indrawijaya  (1989:91)  menyatakan  bahwa  dalam  suatu  kelompok
terdapat  pengaruh  dari  pelaku  organisasi  (kelompok)  terhadap
perilaku  perorangan.  Sebaliknya  perilaku  perorangan  juga
berpengaruh  terhadap  norma  dan  sistem    nilai  bersama  yang
biasanya menjadi perilaku kelompok.

Duncam  dalam  Sofyandi,  (2007:126)  mengemukakan  ada
empat ciri utama kelompok, yaitu :
1.  Common  motive  (s)  leading  to  group  interaction.  Anggota  suatu
kelompok  paling  tidak  harus  mempunyai  satu  tujuan
bersama.  


2.  Members  who  are  affected  differently  by  their  interacation.
Hubungan  dalam  suatu  kelompok  harus  memberikan
pengaruh  kepada  setiap  anggotanya.  Tingkat  pengaruh
tersebut diantara mereka dapat berbeda.
3.  Group structure  with diferent degress  of status.  Dalam kelompok
selalu  ada  perbedaan  tingkat/status,  kerana  akan  selalu  ada
pimpinan dan pengikut.
4.  Standard  norms  and  values.  Karena  kelompok  tebentuk  untuk
mencapai  tujuan  bersama,  maka  biasana  pembentukannya
disertai  tingkah  laku  dan  system  nilai  bersama.  Anggota
kelompok diharapkan mengikuti pola tersebut.

B.  Bentuk-Bentuk Kelompok
Banyak  terdapat beberapa bentuk kelompok. Teori-teori yang
mencoba  melihat  asal  mula  terbentuknya  kelompok  seperti  yang
diuraikan  diatas  menyatakan  betapa  banyaknya  pola  bentuk
kelompok  tersebut.  Sosiolog  dan  psikolog  yang  mempelajari
prilaku  sosial  dari  orang-orang  didalam  organisasi
mengidentifikasikan beberapa perbedaan dari tipe suatu kelompok.
Dari  perbedaan  dan  banyaknya  bentuk  kelompok  tersebut,  dapat
kiranya berikut ini   dikemukakan  beberapa dari antaranya  (Thoha,
2007:85)
1.  Kelompok Primer (Primary Group) 
Orang  yang  pertama  kali  merumuskan  dan  menganalisa
suatu  kelompok  primer  ini  adalah  Charles  H.  Cooley.  Didalam
bukunya  organisasi-organisasi  sosial  (social  organizations),  yang
diterbitkan untuk pertama kalinya tahun 1909.
Seringkali  istilah  kelompok  kecil (small  group)  dan  kelompok
primer  (primary  group)  dipakai  silih  berganti.  Secara  teknis  ada
bedanya.  Suatu  kelompok  kecil  dijumpai  hanya  untuk
 
 
dihubungkan  dengan  suatu  kriteria  ukuran  jumlah  anggota
kelompoknya,  yakni  kecil.  Dan  pada  umumnya  tidak  diikuti
dengan  spesifikasi berupa jumlah yang  tepatuntuk  kelompok kecil
tarsebut.Tetapi kriteria yang  dapat diterima ialah bahwa kelompok
tersebutharuslah  sekecil  mungkin  untuk  berhubungan  dan
berkomunikasi  secara  tatap  muka.  Suatu  kelompok  kelompok
primer  haruslah  mempunyai  suatu  perasaan  keakraban,
kebersamaan, loyalitas, dan  mempunyai tanggapan yang sama atas
nilai  dari  para  anggotanya.  Dengan  demikian,  semua  kelompok
primer  adalah kelompok  yang kecil  ukurannya,  tetapi  tidak  semua
kelompok  kecil  adalah  primer.  Contoh  dari  kelompok  primer  ini
adalah keluarga, dan kelompok kolega (peer group).  
2.  Kelompok Formal 
Kelompok  formal  adalah  suatu  kelompok  yang  sengaja
dibentuk  untuk  melaksanakan  suatu  tugas  tertentu.  Anggota-
anggotanya  biasanya  diangkat  oleh  organisasi.  Tetapi  itu  tidak
harus  sedemikian  pada  setiap  kasus.  Sejumlah  orang  yang
ditetapkan  untuk  melaksanakan  suatu  tugas  tertentu  merupakan
bentuk dari kelompok formal ini. Dan contoh dari kelompok formal
ini  antaranya  komite  atau  panitia,  unit-unit  kerja  tertentu  seperti
bagian,  laboratorium  riset  dan  pengembangan,  tim  manajer,
kelompok tukang pembersih, dan lain sebagainya.
3.  Kelompok Informal
Adapun  kelompok  informal  adalah  suatu  kelompok  yang
tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan
seseorang.  Anggota  kelompok  tidak  diatur  dan  diangkat,
keanggotaan  ditentukan oleh daya tarik  bersama dari individu  dan
kelompok. Kelompok informal ini sering timbul berkembang dalam
kelompok  formal,  karena  adanya  beberapa  anggota  yang  secara
tertentu  mempunyai  nilai-nilai  yang  sama  yang  perlu  ditularkan


sesama  anggota  lainnya.  Kadangkala  kelompok  informal
berkembang atau keluar dari organisasi formal.
Cara  lain  untuk  memggolongkan  kelompok  adalah  dengan
membedakan  antara  kelompok  terbuka  dan  kelompok  tertutup
sebagaimana  dikemukakan  oleh  R.C  Ziller  (1965)  dalam  bukunya
Toward A Theory Of Open Dan Closed Gropusi (dalam Thoha,2007:88).
Kelompok  terbuka  adalah  suatu  kelompok  yang  secara  ajek
(teratur)  mempunyai  rasa  tanggap  terhadap  perubahan  dan
pembaharuan.  Sedangkan  kelompok  tertutup  adalah  kecil
kemungkinan  nya  menerima  perubahan  dan  pembaharuan,  atau
mempunyai kecenderungan tetap menjaga kestabilan.

C.  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kelompok
Menurut  Gito  Sudarmo  (2000:66)  prestasi  kelompok  dapat
dipengaruhi oleh dua hal yakni faktor eksternal dan faktor internal.
a.  Faktor Eksternal adalah sebagai berikut :
-  Strategi  organisasi,  setiap  organisasi  mempunyai  strategi.
Setiap  strategi  yang  ditetapkan  oleh  organisasi  akan
mempengaruhi  perilaku  kelompok  dalam  organisasi
tersebut.
-  Struktur  wewenang,    setiap  organisasi  memiliki  struktur
wewenang  kepada  siapa  seseorang  melapor,  siapa  yang
membuat  keputusan.  Struktur  ini  menentukan  dimana
posisi suatu kelompok tertentu dalam hirarkhi organisasi.
-  Peraturan,  semakin  banyak  peraturan  formal  yang
ditetapkan  oleh  organisasi  pada  semua  pekerjanya,  maka
perilaku  kelompok  akan  semakin  konsisten  dan  dapat
diramalkan.
-  Sumber-Sumber  Organisasi,  besar  kecilnya  sumberdaya
yang  ada  dalam  organisasi  yang  diberikan  kepada
 

 anggotanya  hal  ini  akan  mempengaruhi  perilaku  prestasi
kelompok.
-  Proses Seleksi, Proses seleksi menjadi faktor penting dalam
menjaring  orang-orang  yang  berkualitas.  Dan hal  ini  pula
akan  dapat  mempengaruhi  perilaku  dan  prestasi
kelompok.
-  Penilaian  Prestasi  dan  Sisitem  Imbalan,  adanya  sistem
imbalan  yang  mengkaitkannya  dengan  prestasi  dari
kelompok  kerja  akan  mempengaruhi  perilaku  kelompok
tersebut.
-  Budaya  Organisasi,    setiap organisasi  memiliki kebiasaan-
kebiasaan  yang  tidak  tertulis  yang  mentukan  perilaku
yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pekerja.
-  Lingkungan Fisik,  Ruangan yang  tetata dengan  baik, suhu
udara  dan  lain-lain  akan  mempengaruhi  perilaku
kelompok.
b.  Faktor Internal
-  Kemampuan
-  Karakteristik Kepribadian


DAFTAR PUSTAKA


Anoraga,Panji  dan  Sri  Suyati,1995,  Perilaku  Keorganisasian,  Pustaka
Jaya, Jakarta
Arifin,  Anwar,  2003,  Komunikasi  Politik  (Paradigma-Teori-Aplikasi-
Strategi & Komunikasi Politik Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta
Bennet, Luthans, F., 1995, Organizational Behavior, 7th Ed., McGraw-
Hill International Edition. 
Bimo,  Walgito.  2004,    Pengantar  Psikologi  Umum  .  Yogyakarta, 
Andi Offset
Charles,  Hampden  Turner,  1992,  Creating  Corporate  Culture,
business Economics, Penerbit London
Davis, Keith, & Newsstrom, W, Jhon, 1989,  Human Behavior A Work;
Organizational  Behavior,  New  York  McGraw  Hill
International
Djatmiko, Yayat Hayati, 2003, Perilaku Organisasi, Penerbit Alfabeta,
Bandung
Gerungan,  W.A.,  (2009),  Psikologi  Sosial,  PT  Refika  Asitama,
Bandung. 
Gibson, James,L. 2000. Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Edisi
ke-5. Cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Gitosudarmo,  Indriyo,  2000,  Perilaku  Keorganisasian,  BPFE,
Yogyakarta
Hampden,  Charles  Turner,  1994,  Colporate  Culture,  London,  Judy
Piatkus Ltd.





Hasibuan,  Malayu.S.P,  2006,  Manajemen  Sumber  Daya  Manusia,
PT, Bumi Aksara, Jakarta
Hofstede,  Geert,  1997,  Culture s  and  Organization,  New  York,
Washington D.C London, Me Craw-Hill, 
Indrawijaya,  Adam,  1989,  Perilaku  Organisasi,  Penerbit  Sinar  Baru
Bandung
John  C.  Maxwellm,  2011,    The  5  Levels  Leadership,  Mic  Publising,
Surabaya
Jones,  Gareth  R,  1995,  Organizational  Theory,  Text  and  Cases,  USA,
Addison Wesley, Inc.
Kartono,  Kartini,  2003,  Pemimpinan  Dan  Kepemimpinan,  PT.  Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Kast,  Feremont  E,  James  F  Rosenweig,  Organisasi  dan  Manajemen.
Edisi  ke  empat,  Terjamahan  Hasymi  Ali,  Penerbit  Bumi
AksaraJakarta
Keban,  Yeremias,  2008,  Enam  Dimensi  Strategis  Administrasi  Publik,
Konsep, Teori dan Isu. Penerbit Gaya Media, Yogyakarta
Krech,  Crutch  Field,  Ballached,  Individu  In  Sosiety,  Barkeley,  New
York University, California.
Kumorotomo,  Wahyudi,  2008,  Etika  Administrasi  Negara,  PT  Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Mangkunegara,  Anwar,  Prabu,  2005,  Perilaku  Dan  Budaya
Organisasi, Penerbit Refika Aditama, Bandung
Muhyadi  .  1989,  Organisasi  Teori  ,  struktur  dan  proses.  Jakarta,
Lembaga Pendidikan dan Kependidikan






Nawawi, Hadari. H, Prof,Dr, 2000, Manajemen Sumber DayaManusia,
Gajah Mada University Press, Yogyakart
Ndraha,  Taliziduhu,  2003,  Budaya  Oraganisasi,  Penerbit  Rineka
Cipta Jakarta 
Noor,  Isran,  2012,  Politik  Otonomi  Daerah,  Untuk  Penguatan  NKRI,
Penerbit Steven Strategic Study.
Ouchi,  William G,  1981. Theory Z.: Haw American Business  Can  Meet
The  Jpanese  Challenge,  Tokyo  Japan  :  Reading-Mass,  :  Addison
Wesley Publ. Coy. Inc
Pace,  R.  Wayne  dan  Don  F  Faules,  2006,    Komunikasi  Organisasi,
Strategi Meningkatkan Kinerja  Perusahaan, Penerjemah  Deddy
Mulyana, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Rakhmat,  Jalaludin.  2005.  Psiokologi  Komunikasi.  Bandung,  PT
Remaja Rosdakarya
Robbins,  Stephen.P,  2001,  Perilaku  Organisasi,  Edisi  Bahasa
Indonesia, PT Prenallindo, Jakarta
------------,  2003, Perilaku  Organisaisi,  Buku 1 Edisi Bahasa  Indonesia,
PT Indeks, Jakarta
------------,  2007,  Perilaku  Organisaisi,  Edisi  Bahasa  Indonesia,  PT
Prenallindo, Jakarta
Schein,  E.H. 1992, Organizational Culture and  Leadership : A Dynamic
View, Jossey-Bass, San Fransisco.
Siagian,  Sondang,  1997,  Manajemen  Sumberdaya  Manusia,  Bumi
Aksara, Jakarta
Sigit,  Soehardi,  2003,  Perilaku  Organisasional,  Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta

 117



Sofyandi, Herman dan Iwa Gamiwa, 2007, Perilaku Organisasional,
Graha Ilmu, Yogyakarta
Solomon,  Robert,C,  1987,  Etika  Suatu  Pengantar,  Penerbit  Erlangga,
Jakarta
Sukarno, Edi, 2002, Sistem Pengendalian Manajemen  Suatu Pendekatan
Praktiks, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tahir, Arifin, 2010,  Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, Pustaka Press Indonesia,  Jakarta 
Thoha,  Mifta,  2007,  Perilaku  Organisasi,  Konsep  Dasar  dan
Aplikasinya, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta










No comments: